Bumi Manusia : kisah seorang pribumi

Bumi manusia

Buku roman sejarah setebal 535 halaman ini saya habiskan dalam waktu empat hari. Diantara berbagai kesibukan pekerjaan saya menyelesaikan buku ini tuntas tandas tak ada yang tersisa. Saya tertarik membaca buku ini melihat nama pengarangnya yang notabene saat masa orde baru merupakan tokoh sastra yang karyanya sempat dilarang oleh pemerintah. Saya pun menelusur lembar demi lembar buku Bumi Manusia membaca dan menelaah isinya hingga selesai. Ternyata buku ini sangat bagus.

Bumi manusia

Bercerita tentang seorang pemuda yang memiliki kecintaan mendalam terhadap bangsa dan tanah airnya. Meskipun bersekolah di sekolah khusus anak Belanda yaitu HBS Surabaya dan bergaul dengan orang Eropa khususnya Belanda tak sedikitpun mengurangi rasa cintanya terhadap tanah leluhur. Tokoh utama dalam buku Bumi Manusia ini adalah Minke. Menurut beberapa sumber literatur yang saya baca sosok Minke ini adalah Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo. Seorang tokoh pers dan tokoh Kebangkitan Nasional Indonesia kelahiran Blora.

Minke sendiri berasal dari kata Monkey yaitu Monyet. Kata monkey ini sebagai penggambaran betapa rendahnya bangsa pribumi dipandang oleh bangsa penjajah kala itu.

Minke tidak pernah mau menyebutkan asal usulnya. Padahal dia adalah anak seorang Bupati di kota B. Sang tokoh utama ini aktif menulis di surat kabar  S.N v/d D dan mempunyai nama pena Max Tollenaar. Tulisan-tulisannya di surat kabar sangat menggambarkan kecintaannya terhadap tanah pribumi dan menceritakan tanah hindia Belanda beserta rakyatnya dengan penuh kebanggaan.

Dia sangat benci terhadap kebiasaan para penjajah dimana rakyat harus menyembah nyembah dan berlutut pada penguasa. Siapapun itu termasuk saat dia harus membungkuk dihadapan ayahnya karena dia berpangkat bupati. Seperti gerutu Minke saat harus menyembah bupati B, dia tidak tahu padahal yang ada di hadapannya adalah ayahandanya sendiri. “Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu. Dan entah berapa kali lagi aku harus mengangkat sembah nanti. Anak cucuku tak kurelakan menjalani penghinaan ini” (Bumi manusia;182)

bumi manusia

Kepiawaainnya berbahasa Belanda saat Minke menjadi penerjemah di acara pengangkatan ayahnya menjadi Bupati B telah memikat hati Tuan Asisten Residen. Tuan Asisten Residen mengundang Minke datang ke rumahnya. Saat di rumahnya Minke terlibat diskusi dengan kedua anak perempuan Asisten residen yang Bernama Sarah dan Mirriam. Ternyata di kemudian hari diskusi mereka berlanjut dalam berlembar lembar surat yang dikirimkan kedua anak gadis tersebut kepada Minke. Diskusi tentang Tanah Hindia Belanda dan penjajahan Belanda di tanah Hindia. Nuansa Sejarah sangat terasa dalam buku Bumi Manusia ini salah satunya adalah dari paparan diskusi mereka bertiga.

Novel yang ditulis Pramoedya ini berlatar masa penjajahan Belanda. Dengan mengambil seting di Surabaya dan sekitarnya. Kisah roman dimunculkan dalam buku ini saat Minke mengenal Annelies putra seorang Belanda Herman Mellema. Herman Mellema mempunyai dua orang anak yaitu Robert Mellema dan Annelies Mellema dari seorang perempuan pribumi bernama Sanikem yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan Nyai Ontosoroh. Annelis jatuh hati pada Minke. Nyai Ontosoroh pun begitu menyayangi Minke. Namun Robert tidak suka dengan kehadiran Minke. Kisah cinta Annelis dan Minke terdapat di hampir keseluruhan jalan cerita novel Bumi Manusia ini. Diselipi dengan cerita tentang kehidupan Nyai Ontosoroh di masa mudanya. Mengapa dia sampai bisa hidup bersama dengan Herman Mellema.

Sebenarnya, perkenalan Annelies dengan Minke terjadi tidak sengaja. Adalah Robert Suurhof yang sejatinya menaruh hati pada Annelies dan mengajak Minke bertandang ke kediaman Herman Mellema. Namun ternyata malah Annelis jatuh hati pada Minke. Dendam membara dan rasa benci Robert tersulut karena hal ini.

Sementara Herman Mellema sebelum mengenal Nyai Ontosoroh dia sudah mempunyai anak dan istri di negeri Belanda sana. Namun dicampakkan dan ditinggalkan begitu saja. Di kemudian hari anaknya yang berprofesi sebagai pengacara berhasil menggugat seluruh harta dan pabrik yang selama ini dikelola oleh Nyai Ontosoroh dan pengadilan negeri Belanda memutuskan bahwa pernikahan Nyai Ontosoroh dengan Herman Mellema tidak sah. Begitu pun dengan status pernikahan Minke dengan Annelies yang terjadi di kemudian hari juga tidak dianggap sah karena Annelies masih dibawah umur. Annelies dipulangkan ke Belanda diserahkan kepada walinya. Tinggallah Nyai Ontosoroh dan Minke ditinggalkan orang tercinta. Akhir kisah cinta yang menyedihkan memang. Lantas Robert Mellema kemana? Herman Mellema Kemana? Siapakah Juffrouw Magda peters?

Penasaran cerita dan kisah lengkapnya ? Ada beberapa penggalan kisah yang belum saya angkat juga siih hehe…Baca bukunya yaa…biar gak penasaran..

Detail Buku :

Judul                           : Bumi Manusia

Pengarang                  : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit                       : Lentera Dipatara

Tahun                         : 2011

Cetakan ke                  : 17

ISBN                           : 9799731232

Jumlah Halaman         : 535

 

0 Shares:
12 comments
  1. Dulu pernah baca buku ini tapi lupa jalan ceritanya bagaimana. Kemudian ingin baca lagi, tetapi saat membaca bahasa sastra nya Om Pram jadi pusing sendiri. Thank sudah dinggatkan kembali jalan ceritanya😊

  2. setelah baca review buku dari mbaa Heni.. buku roman sejarah satu ini auto masuk wishlist si… memang Pramoedya karyanya gak pernah gagal… apalagi buku dengan judul bumi manusia ini..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like