Saat Media Bermetamorfosis: Apa Kabar Koran Cetak ?

koran cetak

Tanggal 9 Februari 2024 kemarin kita peringati sebagai hari Pers Nasional. Berbicara tentang dunia pers, ada sebuah perkembangan luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan demi perubahan terjadi sebagai akibat dari semakin berkembangnya teknologi khususnya dalam dunia digital, internet bahkan sekarang ada yang lebih canggih yaitu teknologi AI. Media koran cetak  adalah salah satu industri yang paling cepat terdampak oleh kemajuan internet.

Sudah dua puluh lima tahun ini perpustakaan tempat saya bekerja berlangganan beberapa media cetak. Saat itu dunia digital belum begitu marak. Koran Kompas, Republika,Pikiran Rakyat adalah tiga media yang dilanggan waktu itu. Belum lagi beberapa tabloid seperti Tabloid Bola, Otomotif dan beberapa majalah seperti Angkasa, Chip Foto Video, Autobild, Info Komputer dan IDEA

Saya masih ingat lembaran halaman koran Kompas beberapa dekade yang lampau masih tebal hampir mencapai lima puluh halaman. Begitu pun dengan koran Republika dan Pikiran Rakyat. Namun saat ini dari ketiga koran tersebut yang masih tersisa adalah koran Kompas . Sedangkan Republika sudah tidak terbit versi cetaknya. Pikiran Rakyat sudah tidak lagi berlangganan. Hal ini tidak jauh beda dengan majalah. Dulu kami berlangganan banyak sekali majalah dan tabloid ada majalah Angkasa, Info Komputer, Intisari, National Geographic Indonesia (NGI). Seiring waktu berlalu majalah yang masih sampai ke tangan saya versi cetaknya adalah Intisari dan NGI.

Media cetak

Perkembangan teknologi Informasi lambat laun merubah tampilan media masa termasuk koran dan majalah. Kehadiran internet sebagai dampak dari kemajuan teknologi memberi dampak pada metamorfosis media cetak.  Saat ini membaca tidak hanya melalui media cetak. Teknologi telah merubah semuanya.  Ada yang seluruhnya bermigrasi ke media online namun ada juga yang masih mempertahankan versi cetaknya selain versi digitalnya.

Republika dan Pikiran Rakyat menghentikan versi cetaknya ke media online. Semua beralih ke koran digital. Koran Kompas masih mempertahankan versi cetaknya disamping ada juga versi digitalnya. Tapi koran versi cetaknya sekarang sudah jauh lebih tipis dibanding bertahun-tahun yang lalu. Faktor pemasukan dari iklan juga sangat berpengaruh. Kue iklan media cetak sebagian besar berpindah ke media online. Hal ini turut pula mempengaruhi kekuatan media cetak.

media online

Saat ini pengguna media sebagian besar adalah generasi yang lahir dan tumbuh bersama teknologi. Anak-anak zaman sekarang dari sejak kecil sudah terbiasa dengan berbagai media dalam bentuk digital. Buku digital, media online yang diakses melalui gawai dan tablet atau PC adalah media yang digunakan oleh generasi masa kini. Oleh karenanya industri media masa tentu saja harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini.

Media adalah sebuah bisnis. Bisnis tentu saja harus mengikuti selera pasar dan kondisi terkini. Jika tidak rajin melakukan perubahan sesuai zaman dan trend masa kini maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh penggunanya.

Kecepatan akses berita jangan ditanya , pastilah media online lebih update beritanya. Saat ada sebuah kejadian di malam hari misalnya. Berita tersebut di koran cetak baru bisa kita baca di pagi hari. Akan tetapi berita yang sama sudah bisa kita nikmati real time malam itu juga di media online.

Namun, meskipun kemajuan teknologi sudah membawa kita jauh ke dalam hutan informasi dengan sajian media online akan tetapi media dalam bentuk cetak akan selalu mempunyai tempatnya sendiri di kalangan tertentu. Koran cetak, majalah cetak meskipun mungkin semakin hari semakin berkurang penikmatnya tapi akan selalu ada yang rindu wangi kertas dan sensasi membaca tanpa cahaya yang menyeruak ke mata. Seperti saya meskipun setiap hari membaca media online tapi tidak pernah melewatkan koran Kompas edisi cetak yang masih hadir hingga detik ini. Membaca beritanya dan mencium wangi kertasnya adalah sebuah kecintaan yang susah untuk diungkapkan. Ada yang sama dengan saya? Selamat hari Pers Nasional ke 24 .

0 Shares:
17 comments
  1. Mau enggak mau segala bidang harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagu media massa yang massa-nya sendiri pun hampir semuanya udah beralih ke digital. Kesan, sekarang mudah banget menemukan informasi dari teknologi. Tapi, aku tetep amaze dengan mwdia yang masih mempertahankan versi cetak karena bukan berarti penggemar media cetak hilang..

  2. Pernah merasa sedih pas tau Republika berhenti memproduksi korannya. Tapi ya mau gmana lagi, saat ini rata-rata memang sudah beralih ke yang serba digital, ya, termasuk berita harian yang awalnya konvensional sekarang beralih di genggaman kita di layar monitor gawai

  3. Era media cetak aku inget banget, kalau lagi ngantri di Bank atau kantor pemerintahan pasti ada koran baru terpajang. Suka rebutan sih sama pengunjung lain. Tapi sekarang nyaris hilang bahkan nggak ada. Semuanya sudah menjadi media digital. Ada plus minus sih, tapi aku masih beli koran cetak kalau lagi loker hahaha

  4. Dulu bapakku langganan koran, sampai di tahap si koran datangnya lambat banget, saking tukang korannya banyak yang berlangganan. Sekarang di zaman makin berkembang, akhirnya tergerus juga media cetak. Aku sedihnya waktu tau majalah bobo berhenti cetak, padahal udah niat banget mau langganan buat anakku pas udah agak gedean

  5. saya kok ngerasa leebih puas dengan berita di media cetak. Lebih lengkap ulasannya dan nggak klik bait. Klo media online, entahlah kalau baca tuh kurang puas. BTW saya kangen dengan koran Kompas,apalagi edisi sabtu dan minggu. Sekarang di Batam, saya nggak tahu harus beli di mana.

  6. Samaan deh, Mba. Saya juga suka banget singgah di lapak koran dan ngeborong koran terbitan Minggu. Banyak banget info menarik yang nggak saya temukan saat search di laman mesin pencari.

  7. Ya karena memang sudah jamannya ya mbak, yang awalnya bertaburan media cetak, sekarang beralih ke media online. Ada plus minusnya , pasti. yang paling mengensakan itu, yang ketika lahirnya mendapati versi cetak, saat beralih ke media online, jadi punya nilai tersendiri. Dan aku termasuk orang yang merindukan versi media cetaknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like