Fenomena Tindak Kriminal Remaja : Kenakalan Remaja Kebablasan

Kenakalan Remaja

Pernahkah kita memperhatikan berita di media masa akhir-akhir ini? Jika kita mengamatinya maka akan nampak perilaku remaja yang sangat mengkhawatirkan. Banyak tindak kriminal  yang merugikan orang lain bahkan sampai pada tahap sadis karena menganiaya dan pada beberapa kasus hingga menghilangkan nyawa manusia . Saat ini masih ramai diberitakan di berbagai media sosial dan televisi tentang seorang anak pejabat Dirjen Pajak yang masih berusia 20 tahun bersama teman perempuannya berusia 15 tahun menganiaya seorang anak remaja hingga koma. Pada lain kasus di Deli Serdang seorang remaja 17 tahun memperkosa dan membunuh balita berusia empat tahun. Oleh remaja tersebut jasad balita dibuang ke semak-semak kebun. Kenakalan remaja yang bukan pada tempatnya.

Kasus kejahatan di jalanan pun saat ini banyak melibatkan remaja usia belasan tahun. Tawuran antar siswa sekolah di sejumlah kota seringkali terjadi. Tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Saat tawuran para remaja tersebut membawa senjata tajam seperti celurit dan pisau. Kasus kejahatan remaja di jalanan yang cukup menyita perhatian saat ini adalah fenomena klitih. Klitih ini marak terjadi di Yogyakarta. Klitih ini tidak jarang mengatasnamakan salah satu geng atau kelompok baik sekolah maupun kelompok geng anak muda. Klitih selalu dikaitkan dengan aksi kejahatan remaja yang berkeliling mengendarai kendaraan bermotor. Remaja di kelompok ini akan semakin mendapat pengakuan jika berhasil melukai orang lain di jalanan.

Pergeseran pola kenakalan remaja dari level kenakalan biasa-biasa saja ke arah tindak kriminalitas patut menjadi bahan renungan bersama. Kondisi kenakalan remaja yang sudah berubah bentuk menjadi tindakan kriminalitas tentu saja mengundang keprihatinan kita semua. Tindakan remaja-remaja yang di luar kewajaran tersebut sudah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Perilaku remaja ini sudah masuk pada pelaggaran aspek yuridis dan harus ada penanganan kasusnya secara khusus oleh kepolisian.

Menurut Kartono seorang pakar sosiologi kenakalan remaja adalah sebuah gejala patologis sosial yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Remaja melakukan pelanggaran aturan yang berlaku di masyarakat. Masa remaja adalah masa yang rentan. Pada usia mereka sedang mencari jati diri. Meluaskan rentang pergaulan bersama teman sebaya. Tidak hanya bersama keluarga di rumah. Remaja adalah masa-masa mencari jati diri. Disinilah rentannya masa remaja. Jika tidak dibekali fondasi nilai dan norma yang kuat bisa jadi terpeleset dalam pergaulan.

Kenakalan Remaja

Mengapa ada remaja yang bertindak di luar batas kewajaran dan bahkan berbuat kriminal ? Mungkin ada beberapa penyebab yang bisa kita Analisa bersama.

KENAKALAN REMAJA  BERAWAL DARI KELUARGA

Keluarga adalah masyarakat terkecil dalam sebuah lingkungan. Semua individu yang berkiprah di masyarakat besar tumbuh dan besar dalam sebuah keluarga. Keluarga adalah tempat dimana seseorang ditanamkan nilai-nilai baik serta norma-norma hidup. Namun hal ini bisa berfungsi dengan sempurna jika keluarga tersebut berada dalam kondisi yang kokoh. Ayah dan ibu menjalankan perannya dengan baik sebagai orang tua yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan berbekal fondasi agama yang baik.

Jika seorang anak dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, penuh pertengkaran dan terjadi KDRT maka anak akan tumbuh  dalam kondisi kurang kasih sayang. Anak akan kehilangan sosok teladan dalam keluarga. Hal ini memicu perilaku negatif pada remaja. Mereka tidak mempunyai pegangan nilai dan norma hidup karena tidak ada yang mengajari dan menanamkannya dalam diri mereka. Orang tua tidak memberi contoh yang baik dalam kesehariannya.

Atau bisa saja yang terjadi sebaliknya. Anak terlalu dimanjakan oleh orang tua sehingga apapun yang dilakukannya tidak pernah dilarang. Anak menjadi tidak paham mana yang salah dan mana yang benar karena semua hal dibolehkan dan dituruti. Anak tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak Tangguh. Mereka tidak mempunyai kemampuan untuk bersikap tegas dan memilih mana yang baik dan benar. Sehingga Ketika lingkungan yang ditemuinya adalah lingkungan yang tidak baik maka rentan untuk terpengaruh.

Penuhi tangka cinta anak sehingga mereka tidak akan mencari cinta dan perhatian dimana-mana. Rumah adalah tenpat yang mereka rindukan dan selalu menjadi tempat pulang Ketika mereka dimana pun dan kapan pun itu. Ayah dan ibu adalah tempat mereka bercerita yang nyaman. Hal apapun yang terjadi pada mereka akan selalu dibagi oleh anak-anak kepada ayah ibunya. Mengenal teman-teman anak remaja kita sehingga kita tahu siapa saja lingkaran pertemanan anak. Bahkan jika perlu antar orang tua saling mengenal.

PENGGUNAAN GADGET  TIDAK TERKONTROL

Pada masa seperti sekarang ini dimana informasi mengalir begitu derasnya  melalui internet maka gadget seperti pisau bermata dua. Di satu sisi sangat bermanfaat namun di sisi lain bisa memberikan dampak negatif pada perkembangan mental dan perilaku remaja. Hal ini tergantung sejauh mana orang tua memberikan pemahaman dan kontroling yang benar terhadap penggunaan gadget pada anak remajanya. Berikan gadget dengan pembatasan waktu pemakaian.

Maraknya kasus pornografi pada remaja adalah salah satu dampak yang timbul akibat kebablasan menggunakan gadget. Remaja kurang kontroling dalam penggunaan gadget sehingga membuka situs-situs yang tidak seharusnya mereka buka. Ketika sudah kecanduan maka membuka  peluang remaja melakukan tindakan di luar tata aturan norma yang berlaku. Baru-baru ini heboh kasus seorang remaja tewas akibat melahirkan sendiri di sebuah kamar hotel. Kehamilan di luar nikah yang disebabkan oleh pergaulan bebas yang kebablasan. Gadget memberi andil besar dalam peristiwa ini. Apa yang mereka lihat? Apa yang mereka tonton ?

Tindakan kekerasan pun bisa dipicu dari seringnya remaja bermain game. Remaja tidak bisa mengontrol emosi dalam dirinya. Game jika tidak dikontrol dan diawasi akan menimbulkan kecanduan pada penggunanya. Oleh karena itu alangkah bijaknya jika orang tua membatasi penggunaan gadget pada anak-anaknya. Buat kesepakatan dalam keluarga berapa jam anak boleh mengakses gadgetnya. Anak-anak terlibat dalam sebuah diskusi dan mengambil keputusan atas kesepakatan bersama. Sehingga anak-anak akan merasa dihargai keberadaannya.

TETAPKAN ATURAN DI RUMAH

Orang tua memberikan rambu-rambu di rumah. Apa saja yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Buatlah beberapa kesepakatan dalam berbagai hal. Sepakati semua. Remaja sudah masanya diajak berdiskusi dan orang tua jadilah pendengar yang baik. Misalnya anak tidak boleh pulang di atas magrib. Jika bepergian harus meminta ijin kepada orang tua. Jangan sampai orang tua tidak mengetahui anak ada dimana jika sedang berada di luar rumah.

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like