Setiap ada kesempatan ke Jakarta saya selalu menyempatkan diri mengunjungi Perpustakaan Nasional. Bagi saya tempat ini memiliki daya magis tersendiri. Seolah tidak pernah puas setiap berkunjung kesana. Bagaimana tidak, setiap menjelajah tempat penuh inspirasi ini saya tidak pernah bisa secara utuh mengunjungi seluruh lantainya.
Perpustakaan Nasional memiliki 24 lantai, pastilah tidak akan cukup menelusuri seluruh lantainya dalam satu hari. Jadi memang harus beberapa kali mengunjunginya mungkin bisa tuntas menelisik seluruh lantai yang ada disana. Melakukan perjalanan ke Perpustakaan Nasional memang tidak akan pernah membosankan bahkan selalu ingin lagi…lagi …dan lagi….
Orang bilang tak kenal maka tak sayang kan. Maka sebelum saya bercerita tentang kisah perjalanan menyusuri Perpustakaan Nasional ada baiknya kita cari tahu dulu sejarahnya. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) diresmikan pada tanggal 18 Mei 1980 oleh Menteri Pendidikan Nasional saat itu yaitu Abdul Malik Fadjar. Sejarah keberadaan Perpustakaan Nasional tidak bisa dilepaskan dari kedatangan penjajah di bumi Indonesia. Saat Belanda datang ke republik ini, mereka mendirikan perpustakaan untuk menyebarkan agama mereka. Oleh karena itu pada tahun 1643 diresmikan sebuah perpustakaan gereja dengan seorang pustakawan bernama Dominus Abraham Firenius.
Kisah perjalanan Perpustakaan Nasional berlanjut pada tahun 1778 tepatnya tanggal 25 April dimana pemerintahan Belanda saat itu mendirikan perpustakaan khusus di Batavia dengan nama Lembaga Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW). Lembaga BGKW ini didirikan atas permintaan ketua Raad van Indie (Dewan Hindia Belanda), Mr. J. C. M. Rademaker. Di kemudian hari namanya berubah lagi menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pemberian nama ini dilatarbelakangi oleh prestasi perpustakaan dalam meningkatkan ilmu dan kebudayaan.
Perpustakaan Nasional merupakan peleburan dari empat perpustakaan yaitu : Perpustakaan Museum Nasional, Perpustakaan sejarah, politik dan sosial (SPS), Perpustakaan wilayah DKI Jakarta dan Pusat Pembinaan Perpustakaan bidang Bibliografi dan deposit. Hingga tahun 1988 lokasi Perpustakaan Nasional masih terpisah-pisah. Baru di tahun 1989 Perpustakaan Nasional terpusat di satu Gedung yaitu di jalan Salemba Raya dan pada tanggal 11 Maret 1989 diresmikan oleh Presiden Soeharto beserta ibu.
Sementara itu Perpustakaan Nasional gedung baru diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 14 September 2017. Perpustakaan Nasional ini merupakan Gedung perpustakaan tertinggi di dunia dengan lantai berjumlah 24.
Rasanya tak afdol jika ingin menjelajah tempat penuh inspirasi jika tidak tahu dimana lokasinya. Naah, agar sobat tepas baca semua paham saya akan kasih tau yaa. Perpustakaan Nasional secara umum gedungnya terbagi di dua tempat yaitu Perpusnas di Jalan Medan Merdeka Selatan no 11 dan kantor satu lagi ada di Jalan Salemba Raya no 28A. Keduanya berada di wilayah territorial Jakarta Pusat.
Perpusnas yang berada di Jalan Salemba Raya adalah gedung lama. Disana terpusat kegiatan perkantoran dan urusan kedinasan serta tempat Pusdiklat bidang perpustakaan. Sementara itu pusat layanan koleksi Perpusnas untuk masyarakat umum ada di Gedung Perpusnas yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Buat kamu yang akan berkunjung kesana tolong diperhatikan jam bukanya yaa biar pas kesana bisa puas berkunjung. Perpusnas buka dari hari Senin hingga Jumat 08.00-21.00 WIB. Sementara di hari Sabtu dan Minggu buka jam 09.00-16.00 WIB. nah jika Libur Nasional dan Cuti Bersama jangan kesana yaa karena tidak akan bisa masuk soalnya Perpusnas tutup layanan.
Menjelajah tempat penuh inspirasi di Perpusnas jalan Medan Merdeka Selatan dijamin deh kamu akan mendapatkan banyak insight dan pengalaman. Saya aja beberapa kali berkunjung kesana selalu ingin kembali lagi. Koleksi di Perpusnas ini sangat banyak dan lengkap. Setiap koleksi dibedakan berdasarkan lantainya. Berikut ini fasilitas per lantai yang ada di Perpustakaan Nasional :
Lantai 1: Graha Literasi, Loker, dan Lobby Hall & Display
Di lantai 1 ini ada icon khas dan kerap dijadikan latar belakang foto. Ada rak buku yang sangat tinggi sekali berbentuk agak melingkar. Rak tinggi ini letaknya berhadapan dengan pintun masuk utama.
Selain rak tinggi yang menjadi icon perpustakaan di lantai 1 ini ada ruang loker penitipan barang , lobby hall dan juga display.
Lantai 2: Layanan Keanggotaan, Layanan Informasi, dan Auditorium
Jika ingin membuat kartu anggota letaknya ada disini di lantai 2. Jika datangnya agak siangan siap-siap saja agak mengantri. Hal ini dikarenakan pengunjung yang ingin membuat kartu anggota jumlahnya tidak sedikit.
Lantai 3: Zona Promosi Budaya Gemar Membaca
Di lantai ini terdapat foto Presiden dan seluruh mantan presiden Indonesia. Ada pula dan juga para tokoh nasional tidak lupa quotes dari para presiden tentang manfaat membaca buku. Selain itu ada kotak kaca yang berisi buku-buku tentang presiden Indonesia.
Lantai 4: Ruang Serbaguna, Area Pameran, dan Kantin
Naah di lantai 4 ini ada kantin dengan jenis menu yang bervariasi. Harganya tidak begitu mahal, yaa standard buat area perkantoran. Jika jam makan siang lumayan rame lho. Di lantai 4 ini juga terdapat ruang serbaguna yang digunakan untuk tempat seminar dan workshop.
Lantai 5: Perkantoran
Para staff dan pustakawan yang bekerja di Perpusnas ini mereka berkantor di lantai 5 ini.
Lantai 6: Data Center dan Masjid
Masjid terdapat di lantai 6. Masjidnya bersih ada tempat wudhu di dalam yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Karpet warna bersih dan tebal. Di masjid juga tersedia alat salat berupa mukena yang disediakan bagi pengunjung. Kondisi mukena nya bersih dan rapi.
Di lantai 6 juga terdapat data center Perpusnas.
Lantai 7: Layanan Koleksi Anak, Lansia dan Disabilitas
Lantai 7 ini terdapat koleksi anak, lansia dan pengunjung disabilitas. Selain buku anak-anak di ruang anak ini terdapat juga arena bermain sehingga membuat betah anak-anak yang berkunjung
Lantai 8: Layanan Koleksi Audiovisual
Di lantai 8 ini ada layanan audiovisual. Disana terdapat kaset-kaset dan CD lagu-lagu dari berbagai genre.
Lantai 9: Layanan Koleksi Naskah Nusantara
Bagi anda pengunjung Perpusnas yang membutuhkan berbagai naskah kuno maka bisa berkunjung ke lantai 9 ini. Lantai 9 ini banyak diakses oleh mahasiswa dan peneliti yang membutuhkan informasi untuk menyelesaikan tugas akhir dan penelitian. Para pustakawan yang bertugas di lantai 9 ini memiliki kemampuan membaca naskah manuskrip kuno tersebut. Layanan di lantai 9 ini bersifat layanan tertutup.
Lantai 10: Penyimpanan Koleksi Deposit
Layanan deposit Perpusnas adalah layanan yang mengumpukan, menyimpan dan melestarikan terbitan suatu daerah dan tentang daerah tersebut untuk dimanfaatkan oleh pemustaka. Di layanan koleksi deposit ini terdapat berbagai karya cetak atau rekam dari seluruh provinsi di Indonesia.
Lantai 11: Penyimpanan Koleksi Monograf Tertutup
Koleksi perpustakaan yang ada di lantai 11 ini memiliki sistem tertutup. Layanan tertutup ini berarti koleksi buku tidak bisa diambil secara langsung oleh pengunjung namun harus diambil oleh pustakawan. Koleksi yang ada di sini adalah koleksi buku terbitan lama dari 20 tahun yang lalu hingga saat ini.
Lantai 12: Ruang Baca Koleksi Deposit
Lantai 12 ini tempat membaca koleksi deposit yang ada di lantai 9
Lantai 12A: Ruang Baca Koleksi Monograf Tertutup
Lantai 12A adalah tempat membaca koleksi monograf tertutup yang ada di lantai 11
Lantai 14: Layanan Koleksi Buku Langka
Buku-buku langka yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun ada di lantai 14 ini. Layanannya menggunakan sistem layanan tertutup. Sebagian besar koleksi buku langka ini berbahasa Belanda. Selain itu terdapat buku-buku dari berbagai cabang ilmu dan sebagian besar berbahasa Belanda pula. Ada juga peta kota Indonesia di masa lalu.
Lantai 15: Layanan Koleksi Referensi dan Ilmu Perpustakaan
Di lantai 15 ini menyediakan koleksi dari beragam subjek. Ada juga layanan konsultasi penggunaan berbagai macam sumber informasi yang ada di Perpusnas sepperti e-resource , IOS, iPusnas dan lain-lain. Koleksi referensi lainnya seperti kamus, ensiklopedia, almanak, handbook dan lain-lain juga ada disini.
Lantai 16: Layanan Koleksi Foto, Peta, dan Lukisan
Lantai 16 ini merupakan salah satu lantai favorit saya. Disini terdapat koleksi foto, peta, dan lukisan. Sistem layanan yang diterapkan adalah layanan tertutup.
Lantai 17-18: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)
Di lantai 17 dan 18 ini adalah markasnya AIPI atau Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. AIPI berkantor dan menjalankan tugas-tugasnya disini
Lantai 19: Layanan Multimedia
Lantai ini surganya para pengguna internet. Ada ruangan multimedia khusus dengan kecepatan internet secepat angin berhembus. Jika sudah masuk ke ruang multimedia bisa betah berjam-jam lamanya. Dengan kecepatan internet yang whuzzz dan dinginnya ruang ber AC semakin membuat betah siapapun yang berkunjung ke lantai 19 ini.
Lantai 20: Layanan Koleksi Berkala Mutakhir dan Ilmu Perpustakaan
Lantai 20 ini ada layanan koleksi berkala dan layanan koleksi mancanegara . Ada juga majalah, surat kabar, jurnal dan terbitan berkala lainnya.
Lantai 21-22: Layanan Koleksi Monograf Terbuka
Di lantai 21 dan 22 ini terdapat koleksi monograf terbuka. Pengunjung bisa mencari koleksi sendiri di rak-rak buku yang tersedia dan bisa meminjamnya langsung. Seperti perpustakaan pada umumnya. Pembagiannya adalah sebagai berikut: lantai 21 adalah koleksi dari kelas 000 hingga 400 dan di lantai 22 adalah koleksi dari subjek 500 hingga 900. Di kedua lantai tersebut tersedia juga APM (Anjungan Peminjaman Mandiri).
Lantai 23: Layanan Koleksi Majalah Terjilid
Jika ingin membaca bundelan majalah edisi lama maka datang saja ke lantai 23 ini. Sistem layanannya tertutup yaa. Koleksi bundelan majalah dan jurnal berasal dari dalam dan luar negeri. Lengkap deh pokoknya.
Lantai 24: Layanan Koleksi Budaya Nusantara dan Executive Lounge
Naah jika kita berkunjung ke Perpusnas jangan lupa menyempatkan diri berkunjung ke lantai 24 yaa….lantai tertinggi disana dan bisa melihat monas secara jelas. Bisa berfoto dengan latar belakang monas.
Selain lounge ada juga koleksi dan pagelaran budaya Nusantara. Disini terdapat koleksi monograf seluruh kebudayaan di Indonesia yang berjumlah 4.845 koleksi.
Setelah membaca tentang isi fasilitas dan layanan dari setiap lantai di Perpusnas ini betul kan kata saya bahwa tidak akan cukup berkeliling di setiap lantai dalam satu hari hehe. Oh iya di setiap lantai dilengkapi dengan toilet yaa..jadi jangan khwatir jika kebelet pipis.
Sumber Referensi Bahan Bacaan:
https://manunggal.undip.ac.id/sejarah-perpustakaan-nasional-republik-indonesia/