Pulau Jawa adalah pulau terpadat di negara Indonesia. Luas wilayahnya terluas kelima di Indonesia. Pulau Jawa dengan luas wilayah mencapai 128.297 km persegi mempunyai penduduk kurang lebih 154 juta. Sehingga sekitar hampir 60% jumlah penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. Salah satu masalah yang ada di pulau Jawa adalah deforestasi.
Deforestasi adalah masalah klasik yang terus terjadi sejak puluhan tahun lampau. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD deforestasi adalah perubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Jadi secara sederhana bisa dikatakan bahwa jika luas hutan berkurang luasnya maka pada saat itulah sudah terjadi deforestasi.
Menurut data dari FWI (Forest Watch Indonesia) di pulau Jawa selama kurun waktu 2000 hingga 2017 terjadi pengurangan luas hutan sebanyak 2.050.645 hektar atau jika dilakukan sebaran penambahan pertahun sebesar 125.460 hektar. Ini bukan jumlah yang sedikit. Hutan di pulau Jawa akan terus berkurang seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di pulau Jawa. Fungsi hutan sebagai penyangga ekosistem dan ekologi akan semakin tersisihkan oleh kepentingan dan fungsi ekonomi. Ada beberapa penyebab alih fungsi hutan yang menjadi sebab utama terjadinya deforestasi, yaitu :
HUTAN BERUBAH JADI LAHAN PERTANIAN
Jumlah penduduk yang tinggi di pulau Jawa mau tidak mau menuntut tersedianya sumber bahan pangan yang tidak sedikit. Beras adalah bahan makanan pokok penduduk di Indonesia termasuk di pulau Jawa hingga saat ini. Sementara sistem pertanian di Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi pertanian sehingga untuk menanam segala jenis bahan pangan masih menggunakan pola tanam di lahan tanah sebagai media tanam. Sehingga kebutuhan lahan untuk menanam padi dan berbagai jenis bahan sumber pangan seperti sayuran , buah dan jenis bahan pangan lainnya masih tinggi. Hal ini tentu saja membuat lahan hutan tutupan menjadi berkurang karena digunakan sebagai lahan pertanian. Perubahan alih fungsi hutan ini membuat terjadinya deforestasi.
PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK BERDAMPAK PADA DEFORESTASI
Jumlah penduduk yang tinggi di pulau Jawa seperti sudah dituliskan di atas turut memberikan sumbangsih cukup signifikan pada berkurangnya luas hutan. Dengan penduduk yang padat maka kebutuhan untuk lahan pemukiman semakin besar. Bertambahnya daerah pemukiman hingga ke pelosok daerah membuat terbukanya daerah yang sebelumnya tidak terjamah pemukiman. Biasanya wilayah hutan tutupan berganti terlebih dahulu menjadi perkebunan atau daerah pertanian. Sehingga memberi akses masyarakat mengunjungi wilayah tersebut. Hal ini berdampak dengan meningkatnya pembangunan jumlah jalan yang menuju ke desa-desa. Hal ini akan berdampak pada munculnya daerah pemukiman disana.
INDUSTRI YANG SEMAKIN BERKEMBANG
Perkembangan industri merupakan sebuah dampak yang tidak bisa terelakkan dari pembangunan. Deforestasi akan terjadi jika praktek industri menyasar kawasan hutan tutupan yang ada. Perluasan wilayah hutan tanaman industri menjadi contoh nyata dari adanya pengurangan luas hutan. Pembukaan lahan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit, pembukaan lahan untuk industri pertambangan menjadi contoh nyata bahwa industri yang semakin berkembang dan akan mengurangi wilayah hutan itu sendiri.
Di pulau jawa sendiri dalam hal industri ini hutan berubah fungsi menjadi hutan tanaman industri dan daerah-daerah hutan lindung yang berubah menjadi kawasan pemukiman. Kawasan pemukiman tersebut tidak jarang berubah fungsi menjadi kawasan wisata. Perlu aturan yang lebih tegas mengenai peruntukan lahan kawasan hutan ini sehingga tidak berubah fungsi menyalahi aturan dan tata kelola yang benar. Kawasan puncak adalah contoh nyata dimana banyak bangunan yang menyalahi aturan dan berdiri di lahan yang tidak diperuntukkan untuk pemukiman.
Perlu kerjasama dari semua pihak agar laju deforestasi ini tidak semakin meningkat. Pemerintah, pengusaha dan masyarakat harus bahu membahu menggunakan hutan secara bijak dan tepat.