Apa yang akan kamu ingat saat mendengar kata Pontianak? Kalau saya sih makanan dan Sungai Kapuasnya, indah banget soalnya. Tahun 2023 lalu saya selama 1 minggu berada di kota Pontianak dalam rangka tugas dinas pekerjaan. Namun, di sela-sela istirahat saya menyempatkan untuk berkeliling mencari wisata kuliner di Pontianak. Naah, ternyata banyak juga tempat kuliner di sana dengan ragam jenis makanan di dalamnya.
Ternyata ada satu makanan yang bikin saya jatuh cinta nih dari sekian banyak makanan yang saya coba. Ada satu makanan tradisional khas Pontianak yang saya suka banget. Nama makanan tersebut adalah kue Bingke. Buat kamu yang memiliki rencana untuk bepergian ke kota Khatulistiwa ini, sepertinya kamu bisa coba deh cari makanan ini. Kue Bingke, kuliner Pontianak halal.
Mengenal Kota Pontianak
Pontianak berada di Kalimantan Barat dan merupakan ibukota provinsi tersebut. Dikenal dengan sebutan kota Khatulistiwa karena memang dilewati oleh garis khatulistiwa. Jadi garis khatulistiwa ini membagi bumi menjadi 2 bagian sama besar yaitu belahan bagian utara dan belahan bagian selatan. Garis khatulistiwa melintasi beberapa negara dan kota di dunia , salah satunya adalah Pontianak.
Indonesia sendiri memiliki lebih dari 1 kota yang terlintasi oleh garis khatulistiwa ini selain Pontianak, yaitu kota Bonjol di Sumatera Barat, kota Pangkalan Lesung yang berada di Riau, kota Tinombo Selatan yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah, berikutnya adalah kota Santan Hulu yang berada di Provinsi Kalimantan Timur dan terakhir ada Tanjung Teludas yang masuk ke dalam daerah teritorial Riau. Sebagai kota yang dilintasi garis khatulistiwa maka kota Pontianak ini memiliki iklim tropis yang hangat.
Kota Pontianak juga memiliki suku etnis beragam seperti Melayu, Dayak, Bugis, Madura, Jawa, Tionghoa, hingga Sunda yang menyebar ke seluruh wilayah. Mayoritas etnis yang mendiami Kalimantan Barat khususnya Pontianak yakni Dayak, Melayu dan Tionghoa. Keberadaan berbagai jenis etnis ini menjadikan Pontianak memiliki perpaduan budaya yang cukup beragam. Tentu saja hal ini menciptakan keragaman yang unik dan menarik termasuk juga dalam ragam kuliner Pontianak halal.
Baca juga:
Choipan : Kuliner Pontianak Yang Menggugah Rasa Dan Selera
Kuliner Pontianak Halal
Unsur halal dalam makanan sangat penting diperhatikan di Pontianak ini, mengingat jumlah muslim adalah yang terbesar disana. Menurut data dari Disdukcapil Kota Pontianak jumlah umat islam adalah yang terbesar yaitu sejumlah 532,650 jiwa penduduk disusul oleh agama Budha, kristen katolik, kristen Protestan dan agama-agama lainnya. Oleh karenanya, saya relatif tidak susah mencari makanan halal Pontianak.
Saat saya berkunjung ke Pontianak ada satu makanan khas kuliner di Pontianak yang bikin berkesan saat saya mencicipinya. Selama bertugas di sana, saya ditemani oleh satu pendamping mahasiswa tingkat akhir asli sana. Naah, dialah yang mengenalkan saya pada makanan ini. Tentu saja saya langsung riset dulu, apakah termasuk kuliner halal Pontianak? Hasilnya alhamdulillah sudah halal. Selain tentu saja saya juga bertanya langsung pada penjualnya.
Naah, di artikel ini saya ingin kamu mengenal kue Bingke: kuliner Pontianak halal dan cara pembuatannya. Makanan ini juga termasuk ke dalam makanan tradisional Pontianak. Iyaa, kue Bingke yang membuat saya ter Bingke-Bingke 😄😄
Mengenal Kue Bingke
Kue Bingke ini adalah kue khas Pontianak. Rasanya manis gurih tapi tidak keblinger manisnya. Yang jelas komposisi rasanya pas, enak banget. Kalau sudah makan satu susah berhentinya kecuali dengan kesadaran sendiri bahwa nanti takut diabetes karena kebanyakan makan manis. hahaha.
Kuliner halal Pontianak yang satu ini sekilas penampakannya mirip dengan kue lumpur namun saat dicoba rasanya berbeda. Kue bingke kalau menurut saya lebih gurih dan enak. Terbuat dari bahan-bahan kue sederhana layaknya bahan kue pada umumnya seperti terigu, gula, susu, santan, telur, dan garam. Dengan komposisi bahan tersebut, membuat Kue Bingke memiliki tekstur lembut. Kue Bingke ini berbentuk daun semanggi berkelopak enam, cantik deh bentuk kuenya.
Bingke adalah salah satu produk budaya kuliner khas yang ada di Pontianak. Kue tradisional Pontianak ini bukan hanya bicara soal ras lho, tapi juga ada nilai tradisi dan kearifan lokal dari makanan lezat ini. Selain diperjualbelikan di toko-toko dan pusat oleh-oleh serta pengusaha UMKM, kue Bingke ini seringkali tersaji dalam acara-acara istimewa masyarakat disana seperti perayaan hari besar, acara keluarga dan acara adat lainnya.
Kue Bingke ini jika dirunut sejarahnya, pertama kali dikenalkan oleh suku Tionghoa Pontianak, namun seiring waktu berjalan mengalami penyesuaian mengikuti adat budaya melayu dan masyarakat Pontianak. Dalam bahasa Tionghoa sendiri arti bingke berarti kue yang dipanggang.
Jenis Varian Kue Bingke
Kue Bingke ini ada dua jenis penyajian lho. Varian pertama ada jenis kue Bingke biasa dan jenis kedua adalah kue Bingke berendam. Perbedaannya adalah dari cara penyajiannya, untuk jenis Bingke biasa itu setelah matang yaa langsung dipotong potong dan dinikmati saja. Akan tetapi Bingke berendam itu ada sedikit basah di bagian bawahnya. kuah tersebut berasal dari adonan bingke. Airnya tidak begutu banya sih memang, tapi kalau dilihat-lihat jadi kaya kue Bingke nya tuuh lagi berendam aja gitu di atas air yang sedikit tersbeut. Bisa dibayangin gak ? hehehe.
Cara Pembuatan Kue Bingke
Pertama tama kamu siapkan santan dari kelapa utuh yaa kalau bisa jangan dari santan instan agar lebih sehat tidak mengandung bahan pengawet. Santan ini kemudian dimasak hingga mendidih. Setelah santan mendidih masukkan gula pasir ke dalamnya terus diaduk hingga larut kemudian segera dinginkan yaaa. Kemudian , langkah selanjutnya adalah campurkan sedikit santan dengan tepung terigu dan aduk hingga merata. Kemudian langkah terakhir adalah masukkan sisa santan dan telur yang sudah dikocok tersebut kemudian aduk hingga tercampur rata.
Setelah selesai dengan proses pembuatan adonan. Langkah selanjutnya adalah memasaka kue Bingke. Ada dua jenis cara memasak yaitu dipanggang dan dikukus. Kue Bingke dengan cara dipanggang menggunakan api bawah dan api atas. Jadi ada 2 tahap yaa. Pertama dengan menggunakan api bawah selama 50 menit. Setelah selesai dengan pemanggangan menggunakan api bawah, selanjutnya dengan api atas selama 10 menit saja. Pemanggangannya sebentar saja untuk mendapatkan warna coklat pada permukaan kue. Sementara jika cara memasaknya adalah dikukus setelah adonan selesai langsung dikukus dalam dandang hingga matang.
Penutup
Saat saya harus kembali ke Sukabumi, saya membeli sampai beberapa kotak kue Bingke. Kalau gak salah 4 atau 5 kotak gitu, buat oleh-oleh juga sih. Tapi , yaa sedihnya saya gak bisa menikmati salah satu kuliner Pontianak halal yang terkenal ini. Soalnya belinya jauuuh harus ke Pontianak hahaha, terus kan kue nya ini gak pakai pengawet jadi gak bisa tahan dalam waktu lama.
Sumber Referensi Bahan Bacaan Artikel
Budiman, R. (2022). PEMETAAN WISATA KULINER HALAL DI WILAYAH PESISIR PANTAI KALIMANTAN BARAT. International Journal Mathla’ul Anwar of Halal Issues, 2(1), 72–80. https://doi.org/10.30653/ijma.202221.41
Hikmat, I. M., Praptantya, D. B., & Rahmaniah, S. E. (2024). Gastronomi kue Bingke sebagai makanan khas Kota Pontianak [The gastronomy of Kue Bingke as Pontianak City’s heritage food]. Jurnal Antropologi Balale, 5(2), https://jurnal.untan.ac.id/index.php/BALELE/article/download/80331/pdf
Wahdah, W., Hartanti, L., & Maherawati, M. (2022). Preferensi mahasiswa di Kota Pontianak terhadap makanan tradisional Kalimantan Barat dan perbandingan komposisi nutrisinya dengan pangan siap saji [Student preferences in Pontianak on West Kalimantan traditional food and comparison of its nutritional composition with ready-to-eat food]. Jurnal Mutu Pangan, 9(2), 58–66. https://doi.org/10.29244/jmpi.2022.9.2.58
https://www.instagram.com/bingke_alfajar
