Dewey Decimal Classification (DDC) adalah sistem klasifikasi penomoran berdasarkan penggolongan kelas subjek pada koleksi di perpustakaan. Sistem penomoran ini memudahkan pengguna dalam melakukan temu balik informasi. Jika kita berbicara tentang klasifikasi DDC maka tidak dapat dipisahkan dari sosok Melvil Dewey. Sejarah mencatatnya sebagai peletak fondasi klasifikasi sistem penomoran koleksi. Karyanya begitu bermanfaat bagi perpustakaan dan pustakawan di seluruh penjuru bumi. Berkat karyanya menemukan sistem penomoran seluruh kelas subjek klasifikasi maka proses temu balik informasi tidak lagi memerlukan waktu yang lama serta memudahkan pustakawan dalam melakukan proses shelving koleksi.
Mengenal Penemu Sistem Dewey Decimal Classification (DDC)
Klasifikasi DDC tidak bisa dilepaskan dari sosok Melvil Dewey. Melville Louis Kossuth Dewey adalah nama lengkap Melvil Dewey saat dilahirkan. Ia lahir di Adam Center sebuah kota kecil dekat New York pada tanggal 10 Desember 1851 dan meninggal di Florida tanggal 26 Desember 1931. Dewey meninggal di usia 80 tahun setelah diserang stroke. Di usia mudanya dia menyingkat namanya menjadi Melville Dewey dan dia mempunyai nama panggilan Dewey. Dewey adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Dia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang pembuat sepatu sekaligus pelayan toko sementara sang ibu adalah seorang ibu rumah tangga.
Dewey menempuh pendidikan sarjananya di Amherst College. Dia menjadi mahasiswa disana pada kurun waktu 1870 hingga 1874. Saat menjadi mahasiswa Dewey bekerja menjadi asisten pustakawan di perpustakaan Amherst hingga tahun 1876. Pada tahun yang sama dia mempublikasikan hasil karyanya yang berjudul Dewey Decimal Clacification : A Clasification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pamphlets of Library. Di tahun yang sama Dewey ikut membidani lahirnya American Library Association (ALA). Di organisasi tersebut Dewey menjadi sekretaris dari tahun 1876 hingga 1890. Setelah menunaikan tugas sebagai sekretaris dia terpilih menjadi presiden ALA tahun 1890 hingga 1893.
Dewey bekerja menjadi pustakawan di Universitas Colombia New York tahun 1883 hingga 1888. Dewey tidak hanya menciptakan sistem pengklsifikasian Dewey Decimal Classification (DDC) namun juga menciptakan sistem Universal Decimal Classification (UDC) pada tahun 1895. Perpustakaan sekolah pertama di dunia didirikannya pada tahun 1887 dengan berdirinya The School of Library Economic di Colombia College. Selanjutnya pada tahun 1889 dia menjadi direktur pada perpustakaan Nasional di New York. Kiprahnya terus berlanjut disana hingga tahun 1906. Melville Dewey hampir seluruh hidupnya dia abdikan di dunia perpustakaan, dunia yang dia cintai sepenuh hatinya.
Sistem Dewey Decimal Classification (DDC) yang diciptakan oleh Dewey tidak dapat dilepaskan dari tulisan beberapa ahli perpustakaan sebelumnya. Tulisan-tulisan tersebut memberi inspirasi pada Dewey untuk membuat sistem DDC. Mereka adalah William Torrey Haris, seorang pengelola perpustakaan St. Louis Public Schools. Dia menulis tentang klasifikasi buku di Journal of Speculative of Philosophy. Selain Haris ada juga Nathaniel Shurtleff yang berprofesi sebagai staff Boston Public Library. Dia menulis tentang A Decimal System for The Arrangement and Administration of Libraries pada tahun 1856. Orang ketiga yang memberi pengaruh pada proses penciptaan sistem DDC yang dibuat oleh Dewey adalah Charles C. Jewett dengan karyanya yang berjudul A Plan for Stereotyping by Separate Titles, and for Forming a General Stereotyped Catalogue of Public Library in the United States pada tahun 1873. Dewey juga mengadopsi sistem klasifikasi yang dibuat oleh Schwartz untuk Mercantile.
Orang-orang dia atas adalah beberapa diantara banyak orang yang memberi inspirasi pada Dewey menciptakan sistem nomor klasifikasi buku sebagai sebuah metode dalam sistem pengorganisasian buku. Pada tahun 1876 Dewey mendaftarkan draf sistem pengklasifikasian yang dibuatnya ke kepada Lembaga hak cipta di Washington DC.
Dewey Decimal Classification (DDC)
Sistem Dewey Decimal Classification (DDC) membuat sistem penggolongan buku berdasarkan 10 subjek kelas utama ilmu pengetahuan. Klasifikasi DDC adalah sistem yang paling banyak digunakan di perpustakaan seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sejak diterbitkan pertama kali klasifikasi DDC ini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Buku klasifikasi DDC edisi lengkap adalah DDC edisi 23 yang terdiri dari empat jilid buku tebal. Selain DDC edisi lengkap tersebut, proses penomoran klasifikasi bisa menggunakan edisi DDC ringkas atau menggunakan e-DDC yang bisa didownload secara gratis di internet. klik saja disini
Sistem nomor klasifikasi buku menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) ini memuat bagian ilmu pengetahuan secara lengkap dan menyeluruh. Pembagian ilmu pengetahuan dari mulai paling umum terus dibagi ke dalam bagian yang lebih kecil hingga ke dalam bagian yang khusus. Oleh karenanya dalam pembagian nomor klasifikasi buku dibagi menjadi kelas utama, devisi, seksi dan sub seksi. Sistem nomor klasifikasi buku ini memudahkan pustakawan dan staff perpustakaan melakukan pproses penyimpanan buku di rak secara berurutan sesuai dengan no klasifikasi DDC tersebut. Dalam artikel ini akan dibahas sepuluh devisi kelas utama beserta mesing-masing devisinya.
Kelas Utama dan Devisi 000 hingga 500 dalam Dewey Decimal Classification (DDC)
Klasifikasi pertama adalah kelas 000 yaitu ilmu computer, informasi dan karya umum. Subjek pengetahuan yang termasuk ke dalam karya umum adalah bibliografi,ilmu perpustakaan dan informasi, karya ensiklopedia umum,terbitan berseri umum, organisasi umum dan museologi, media documenter, pendidikan berita, jurnalisme, penerbitam, koleksi umum, masuskrip, buku langka dan materi tercetak lainnya. Klasifikasi DDC kedua . adalah kelas 100 Filsafat dan Psikologi . Rumpun ilmu pengetahuan yang bermuara di kelas 100 ini adalah metafisika, epistimologi, parapsikologi, aliran dan titi pandang filsafat, psikologi, logika, etika, filsafat kuno/filsafat timur, filsafat barat modern dan selain filsafat timur .
Nomor klasifikasi buku ketiga adalah kelas 200 Agama. Dalam rumpun pengetahuan ini manusia bertanya tentang Tuhan. Semua rumpun subjek agama ada di kelas 200 ini. Filsafat teori agama, alkitab, agama Kristen, agama selain Kristen dan agama islam merupakan rumpun subjek kelas 200. Selanjutnya adalah kelas 300. Ilmu Sosial. Subjek pengetahuan yang mengajak manusia berpikir tentang orang lain. Semua rumpun subjek ilmu sosial ada di kelas 300 ini. Statistik, ilmu politik pemerintahan, ilmu ekonomi, ilmu hukum, administrasi Negara dan kemiliteran, permasalahan sosial, pendidikan, perdagangan, komunikasi, transportasi, adat istiadat, etiket dan budaya.
Kelas 400 adalah nomor klaifikasi buku tentang Bahasa. Subjek pengetahuan tentang bagaimana manusia belajar berkomunikasi dengan orang lain. Semua bidang ilmu pengetahuan tentang bahasa masuk ke dalam subjek kelas 400. Terminologi, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Itali, bahasa Spanyol, bahasa Portugis, bahasa Latin, bahasa Yunani dan bahasa lainnya. Klasifikasi keenam adalah kelas 500 Ilmu Murni. Subjek pengetahuan yang mempelajari tentang ilmu alam, sains murni dan Matematika. Yang tergolong dalam rumpun subjek kelas 500 ini adalah matematika, astronomi, fisika, kimia, ilmu bumi, paleontology, biologi, ilmu tanaman dan ilmu binatang.
Kelas Utama dan Devisi 600 hingga 900 dalam Dewey Decimal Classification (DDC)
Selanjutnya adalah klasifikasi ketujuh yaitu kelas 600 Teknologi dan Ilmu-Ilmu Terapan. Subjek pengetahuan yang mempelajari bagaimana manusia mnegolah dan memanfaatkan alam semesta. Subjek kelas teknologi dan ilmu terapan ini adalah ilmu kedokteran, teknik, pertanian, manajemen rumah tangga dan keluarga, manajemen, teknologi kimia, manufaktur, pabrik, produksi dan teknik bangunan. Nomor klasifikasi buku kedelapan adalah kelas 700 Kesenian dan Rekreasi. Ilmu yang mempelajari waktu-waktu luang yang bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk menikmati kehidupannya dengan menyenangkan. Rumpun pengetahuan yang termasuk ke dalam seni adalah seni perkantoran dan lanskap, arsiterktur, seni plastic, seni patung, menggambar, dekorasi, seni grafika, fotografi, musik, olah raga dan seni pertunjukkan.
Klasifikasi DDC urutan kesembilan adalah kelas 800 kesusatraan. Subjek ilmu pengetahuan yang bisa memberi catatan pada manusia dengan cerita yang dapat dinikmati. Subjek pengetahuan yang masuk pada kelas kesustraan ini adalah teori kesusastraan dan retorika, sastra indonesia, sastra inggris, sastra jerman, sastra Italia, Satra Latin, satra Yunani dan kesusatraan lainnya Subjek terakhir dari klasifikasi DDC adalah kelas 900 Sejarah. Subjek ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian yang sudah dilalui oleh manusia dalam kehidupannya dan bisa dipelajari oleh generasi di masa depan. Subjek pengetahuan yang masuk ke dalam kelas sejarah ini adalah Ilmu sejarah, biografi, geografi, sejarah dunia kuno, sejarah Eropa, sejarah Asia, sejarah Afrika, sejarah Amerika utara, sejarah Amerika Selatan, sejarah Amerika Latin dan sejarah bagian dunia lainnya.
Materi tentang sistem klasifikasi ini memang panjang dan tidak akan cukup dalam satu artikel. Insya Allah dalam tulisan selanjutnya akan dibahas lagi tentang sistem klasifikasi DDC ini di blog ini pada bagian dunia perpustakaan.
Sumber referensi :
https://core.ac.uk/download/pdf/290145368.pdf dan https://digilib.undip.ac.id/2012/06/19/melvil-dewey/