Pengelolaan keuangan adalah sebuah ilmu yang penting dimiliki oleh semua orang yang memegang uang. Mengapa saya katakan orang yang memegang uang, bukan yang berpenghasilan ? Sebab bisa saja seseorang tidak bekerja namun rutin menerima uang. Sebagai contoh adalah seorang ibu rumah tangga yang rutin menerima uang bulanan dari suaminya meski dia tidak bekerja tapi dia memegang uang.
Saya tertarik membaca buku Home Sweet Loan karangan Almira Bastari ini karena tema yang diambil adalah tentang pengelolaan keuangan. Tema yang kemudian diturunkan ke dalam alur cerita gaya hidup anak muda di ibukota yang bekerja di perkantoran swasta ibukota Jakarta dengan gaji yang lumayan. Kisah cinta, persahabatan dan dunia kerja yang padat di kehidupan mereka namun tetap memasukkan unsur-unsur pengelolaan keuangan dan seputar dunia perekonomian keluarga di dalamnya. Sebuah alur cerita yang menarik untuk dibaca.
Kebetulan saya pun termasuk orang yang senang dengan hal yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan khususnya di keluarga. Ada beberapa hal pelajaran yang bisa saya sampaikan setelah membaca buku ini. Mungkin bisa dijadikan contoh dalam menata hidup kita masing-masing agar pengelolaan keuangan berjalan dengan baik dan benar. Sehingga kita tidak jatuh ke dalam sebuah pepatah lebih besar pasak daripada tiang.
PENTINGNYA MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN
Berapa pun penghasilan kita jika tidak memiliki tata kelola budgeting yang benar maka akan lenyap begitu saja bagai pasir yang diterjang ombak di laut. Perlunya membuat list pemasukan dan pengeluaran di setiap bulan penting dilakukan untuk melihat prosentase pos-pos pengeluaran agar sesuai dengan pemasukan yang ada. Manajemen keuangan perlu dilakukan oleh siapa pun baik mereka yang masih single maupun sudah berkeluarga.
Ada kalimat menarik yang dikatakan oleh Kaluna terhadap Danan saat melihat rencana budgetingnya dalam kisah buku Home Sweet Loan ini. Kaluna berkata, “Kalo lo artis , okelah, ada gengsi kalau pake barang sama terus. Tapi kan lo bisa hidup minimalis? Tangan Cuma dua, kaki Cuma dua, memangnya mau pegang pouch berapa sih sekali jalan? Sepatu juga banyak yang nganggur. Menurut gue ya, bujet dua puluh persen buat barang mewah udah benar, tapi seharusnya lo beli lagi kalau udah rusak aja.”(Bastari;halaman 22) Kaluna mengatakan hal tersebut saat melihat Danan menganggarkan pengeluaran tas, sepatu setiap bulan.
Dalam buku All Your Worth : the Ultimate Lifetime Money Plan karangan E.Warren dan A.W.Tyagi ada metode pengaturan keuangan yaitu prinsip 50/30/20. Metode ini membagi 50 untuk kebutuhan, 20 untuk menabung dan 30 untuk keinginan. Metode ini populer di kalangan generasi milenial. Menimbang secara bijak dalam menentukan barang apa yang dibutuhkan dan mana yang diinginkan. Memiliki alasan yang jelas dalam membeli barang.
HIDUP SESUAI KEMAMPUAN
Sang tokoh utama yaitu Kaluna sudah menerapkan pola manajemen pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Namun gaya hidup keluarganya menyeret Kaluna dalam sebuah lubang kejatuhan. Memiliki gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan hanya akan membawa orang yang bersangkutan ke dalam jurang kehancuran. Benar kata pepatah bahwa besar pasak daripada tiang adalah cermin dari hidup yang tidak teratur dan tak terarah. Sesuaikan gaya hidup dengan penghasilan. Namun sebisa mungkin tetaplah dalam gaya hidup yang biasa meskipun penghasilan meningkat. Perbanyak jumlah aset dan milikilah investasi jangka panjang. Seseorang bisa dikatakan sejahtera jika mampu hidup cukup saat dia sudah tidak bekerja lagi.
Home Sweet Loan menyajikan gambaran gaya hidup dalam diri sahabat sahabat kaluna. Ada Kaluna yang bisa berhemat namun ada Miya yang borosnya minta ampun. Di halaman 24 terlukiskan gambaran tentang Miya “Terbayang bekerja selama sembilan tahun dan …ah, sudahlah. Toh Miya bahagia dan tampak mewah, meski tiap bulan gajinya selalu terpotong lebih dari setengah di tanggal kartu kredit ditagih. (bastari, halaman 24). Terlihat mewah dan glamour di luar namun sejatinya kondisi keuangannya keropos parah.
Danan yang awalnya hidup semaunya tak pernah memikirkan hari esok namun akhirnya tersadarkan bahwa hidup itu harus ada arah dan tujuan apalagi menyangkut masalah pengelolaan keuangan. Perubahan hidupnya tak bisa lepas dari peran Kaluna. Begitu pula dengan Tanisha yang memutuskan menikah di usia muda dan hidup sebagai ibu muda yang bekerja.
Ada persamaan diantara Kaluna, Kamamiya dan Tanisha yaitu mereka sama-sama mencari rumah sendiri dengan uang hasil keringat dan jerih payah mereka masing-masing. Kisah mereka berburu rumah mulai dari rumah biasa hingga apartemen tersaji seru di dalam cerita Home Sweet Loan ini.
PENANAMAN KEMANDIRIAN
Dalam buku ini juga mengisahkan tentang individu-individu yang tidak mandiri dalam hidupnya. Hidup yang tergantung pada orang tua atau tidak punya inisiatif untuk hidup sendiri berpisah dari orang tua meskipun memiliki kemampuan untuk membeli rumah sendiri. Hal ini dipicu juga oleh sikap orang tua yang begitu memanjakan anaknya. Orang tua yang tidak mau melihat anaknya hidup susah. Orang tua yang tidak mendidik anaknya untuk menghadapi kesulitan hidup agar mempunyai mental yang kuat.
Kedua kakak Kaluna adalah sosok-sosok yang digambarkan sebagai pribadi yang manja dan terlalu bergantung pada orang tua. Dibesarkan oleh orang tua dengan ibu yang terlalu menyayangi hingga tak pernah membiarkan anak-anaknya berada dalam masalah. Hal ini tergambar di halaman 65 buku Home Sweet Loan yang merupakan monolog Kaluna dengan dirinya sendiri ,”Ibu selalu begini. Bagi ibu, sesalah apa pun anaknya , anak tidak akan pernah salah. Sesedikit apapun tenaga ibu, di kepala ibu hanya ingin membantu sebanyak-banyaknya urusan anak.”
Kemandirian penting ditanamkan dalam diri anak, termasuk dalam kemandirian finansial. Kemandirian finansial sangat penting agar anak mampu melakukan pengelolaan keuangannya secara baik dan benar. Terutama jika sudah memiliki keluarga sendiri. Maka seharusnya mereka sudah lepas tanggung jawabnya dari orang tua. Mereka harus sepenuhnya hidup mandiri tanpa merepotkan orang tua lagi.
REVIEW BUKU
Kisah persahabatan antara Kaluna, Tanisha, Kamamiya dan Danan menarik untuk diikuti. Kisahnya berbalut dengan obrolan tentang edukasi keuangan disana sini. Hingga akhir kisah Danan dan Kaluna pun tak lepas dari sikap Kaluna tentang prinsipnya dalam hal sikap hidupnya serta penerapan manajemen keuangan dalam hidupnya. Begitu pun kisah Kaluna dengan Hansa tetap berlatar belakang tema ekonomi dan gaya hidup. Pengelolaan keuangan masuk dalam alur cerita dan dikemas dengan apik bersatu dengan kisah cinta penuh liku.
Sudut pandang menggunakan sudut pandang orang pertama. Fiksi metropop dengan alur cerita maju dan mengalir dengan ringan. Penulis banyak melakukan riset secara detail tentang merk-merk barang branded serta gaya hidup anak-anak muda pekerja kantoran di ibukota Jakarta. Gaya hidup pekerja milenial. Setting tempat dalam cerita ini tergambar dengan detail sehingga mempermudah pembaca memahami cerita. Cover buku pas menggambarkan cerita di dalam buku.
Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca di segmen usia remaja ke atas dan usia dewasa muda yang baru memasuki dunia kerja.
Data Buku :
Judul : Home Sweet Loan
Pengarang : Almira Bastari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Februari 2022 , Cetakan ke 2
Kota Terbit : Jakarta
ISBN : 9786020658049
Jenis kertas : Book Paper
Harga : Rp.95.000 (Pulau Jawa)
22 comments
Aku bukan tipe pembaca yang suka membaca soal bisnis atau keuangan. Akan tetapi, ketika membaca ulasan ini, dimulai dari paragraf awal aku jadi tertarik untuk membacanya. Apalagi memang saat ini sedang dalam masa aware terhadap pengelolaan uang yang harus diatur lebih baik lagi. Baca Home Sweet Loan harusnya bisa jadi acuan dan inspirasi dalam mengelola keuanganku, hihi.
Iya kak Vin…dikemas dalam cerita jadi gak cape bacanya hehe
Wah, dari ulasannya, sepertinya buku ini dapat menjadi bacaan yang menggambarkan bagaimana gaya hidup dan cara pengelolaan uang di kalangan dewasa muda. Related sekali. Karena banyak orang yang mempunyai uang yang cukup besar, tetapi hanya digunakan untuk memenuhi keinginannya. Padahal harusnya bisa disimpan untuk kebutuhan yang lebih penting.
betul kak Fela
Hidup Sesuai Kemampuan, ini pas anget. Mantab banget. Karena banyak sekali sekarang yang ga sabar dan ga mau hidup sesuai kemampuan. Ujungnya harus utang sana-utang sini.
nah itu dia….masalah yang tak pernah bisa beres jika ujung-ujungnya utang
Review yang bagus bikin aku tertarik untuk membaca bukunya. Palagi tentang keuangan begini yaaa. Di tengah kondisi yang sedang sulit dan rumit. Hehehe .
Saya abis baca buku ini jadi tercerahkan untuk menata keuangan lebih baik lagi
Dari kemarin sempet ngelirik buku ini, tapi belum sempat baca reviewnya. Makasih kak udah dibuatin review buku ini.. Kayaknya kapan2 pengen baca, hehe. Btw, bukunya tebal nggak sih kak?
Wah sangat menarik sekali dalam memaparkan mengenai keuangan. Jadi pengen belajar tentang tetek bengek keuangan juga 😀
betul dan gak berasa belajar karena dikemas dalam cerita
bukunya menarik banget, edukasi keuangan dibalut cerita, menarik nih, betul banget jangan sampai besar pasak daripada tiang, bedakan antara keinginan dan kebutuhan
Iya kak..harus bijak mengelola masalah uang ini
Pengelolaan keuangan memang Penting meskipun begitu masih banyak yang belum melakukan ya.
Edukasi pengelolaan melalui cerita lebih terasa mengena dan masuk daripada hanya pemaparan saja.
Buku yang keren sekali, terima kasih review bukunya.
sama sama ka
Selama membaca ulasan juga beberapa kisah di dalam buku ini, seolah menjadi cerminan in my real life hahaha..
Terima kasih paparannya, Kak. Detil dan bagus sekali, buatku penasaran mau baca
hayuu baca hehe
Wahhh..jadi penasaran sama bukunya nih. Aku lagi butuh baca baca buku keuangan. Soalnya lagi nyiapin dana kuliah anak dan pengen punya rumah sendiri, enggak numpang mertua atau ortu. Bismillah, semoga tercapai
Aamiin semoga tercapai ka Sari
Jadi tertarik baca bukunya. Makasih sudah mengulas buku ini ya kaaa
iya sama sama ka
sama sama kaa