Mengenal Surabi Khas Majalengka: Lezatnya Cita Rasa Lokal

Surabi khas Majalengka

Saat mudik lebaran kemarin salah satu momen spesial yang selalu saya nantikan adalah berburu surabi. Yaa berpuluh tahun saya tinggal di Sukabumi belum pernah saya menemukan surabi seperti yang ada di kampung halaman saya yaitu Majalengka. Setahu saya, surabi yang ada di Majalengka ada di Sumedang dan Kuningan. Mungkin juga ada di Bandung, Garut atau daerah priangan timur lainnya. Surabi yang ada di Majalengka itu berbeda dengan jenis surabi yang saya temukan di Sukabumi. 

Surabi yang saya temukan di sukabumi itu rasanya manis dan memiliki banyak topping yang juga rasanya manis seperti meses, susu, coklat, keju dan banyak lagi. Sementara Surabi yang saya selalu rindukan itu bukan surabi yang seperti itu. Mau tahu surabi yang saya suka dan hanya bisa saya temui saat pulang kampung ke Majalengka? Yuu..baca cerita saya sampai tuntas.

Surabi Khas Majalengka. Apanya Sih Yang Beda?

Surabi khas Majalengka itu memiliki ciri tersendiri. Saat saya perhatikan rata-rata surabi dijual di pagi hari dari mulai sehabis subuh hingga adonan habis. Oleh karenanya, surabi cocok banget nih kalau kamu jadikan makanan buat sarapan. Hal lain yang saya lihat keunikan dari surabi ini adalah media memasaknya menggunakan tungku yang terbuat dari tanah liat dengan kayu bakar sebagai pemanasnya. Jadi tidak menggunakan kompor yaa, ini asli dimasak diatas tungku. Tungku yang digunakan tersebut  berukuran kecil dan berjajar beberapa  tungku.

surabi khas Majalengka

Tungku alat memasak surabi ini ada yang diletakkan di bawah tapi ada juga yang menggunakan penyangga dan diletakkan di atasnya. Jika diletakkan di bawah biasanya penjual duduk di atas bangku kecil yang terbuat dari kayu. Istilah dalam bahasa sundanya adalah jojodog. Namun, jika tungku diletakkan di atas penyangga biasanya penjual membuat surabinya sambil berdiri saja. Kalau menurut saya sih lebih nyaman sambil duduk yaa biar gak pegel. 

Penjual surabi biasanya adalah ibu-ibu yang sudah berumur. Jarang sekali saya melilhat penjual surabi ini adalah bapak-bapak. Rata-rata penjualnya adalah ibu-ibu. Meskipun sudah berumur mereka cekatan dan gesit saat membuat surabi-surabi pesanan pembeli yang sudah mengantri sejak subuh. 

Bahan Adonan Surabi

Adonan surabi khas Majalengka itu tidak sama dengan surabi kekinian  yang ada di kota-kota apada umumnya. Surabi majalengka terbuat dari tepung terigu, tepung beras, kelapa parut dan garam serta baking powder. Perbandingannya itu 1: 2 jadi kalau misalnya menggunakan terigu ¼ kg berarti tepung berasnya ½ kg. Begitu seterusnya. Kemudian semua bahan diuleni menggunakan air hangat seperti saat kamu membuat kue donat gitu deh. 

Setelah adonan kalis biarkan terlebih dahulu selama 30 menit kemudian masukkan kelapa parut dan penyedap rasa seperti royco jika suka namun jika tidak suka bisa skip aja tidak apa-apa. Setelah ditambahkan kelapa parut dan penyedap tuang air matang dingin sambil diremas remas hingga encer baru tambahkan baking powder agar adonan mengembang. Setelah adonan siap kemudian baru deh panaskan cetakan surabi dan masukkan adonan satu-satu ke dalam cetakan tunggu hingga matang lalu angkat dan surabi siap disajikan

Topping Surabi

Surabi khas Majalengka ini memiliki beberapa varian topping sebagai pilihan untuk para pembeli nih. Topping variatif ini memberikan keleluasaan bagi pembeli untuk menikmati surabi dengan berbagai rasa. Semua jenis topping surabi ini rasanya asin yaa. Berikut beberapa topping surabi yang biasanya ada di penjual surabi majalengka. Oh iya semua jenis topping ini bisa ditambahkan cengek yang dirajang kecil-kecil jika pembeli ingin sensasi pedas pada surabi yang dibelinya. 

Surabi Polos

Surabi polos ini tidak memiliki topping apapun alias polos aja. Surabi tanpa topping ini benar-benar hanya adonan surabi saja sehingga rasanya sangat original yaitu asin dan gurih. Surabi polos ini warna bagian bawah sedikit gosong namun bagian atasnya putih. 

Surabi Oncom

Surabi oncom ini adalah surabi yang diberi topping oncom. Oncom khas Majalengka yang terbuat dari kacang kedelai. Oncom bahan topping surabi ini dimasak terlebih dahulu hingga kering dan berbentuk pasir. Topping oncom ini ditaburkan di atas surabi sesaat setelah adonan dimasukkan ke dalam cetakan. Surabi dengan topping oncom ini menghasilkan rasa yang nikmat perpaduan rasa adonan surabi dan oncom yang semakin menambah gurih dan enaak. Kamu kalau sudah coba pasti ketagihan deh dengan surabi oncom ini. 

surabi khas Majalengka
surabi telur

Surabi Kentang

Surabi kentang ini adalah surabi polosan yang ditaburi oleh goreng kentang. Jadi ibu penjual surabi disini selain menjual surabi juga menyediakan berbagai jenis gorengan, nah salah satunya adalah goreng kentang. Goreng kentang ini dipotong-potong kecil terlebih dahulu sebelum ditaburkan di atas adonan surabi. Rasanya bagaimana? Jangan ditanya deh karena rasanya itu lekker pisaaan…

Surabi khas Majalengka
Ibu penjual sedang membuat surabi toping kentang

Surabi Tempe

Surabi tempe ini bisa kamu pesan sebagai salah satu toppingnya. Tempe dipotong kecil kecil atau bisa juga diremas-remas hingga tak berbentuk dan ditaburkan ke atas adonan surabi. Tempenya berasal dari goeng tempe yang disajikan untuk teman makan surabi. 

Surabi Telur

Surabi telur ini adalah salah satu jenis surabi favorit saya. Soalnya paling enak dan paling mengenyangkan. Untuk topping telur ini, ibu penjual surabi menambahkan satu butir telur yang sudah dicocok terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam adonan surabi yang dituang ke dalam cetakan. Surabi dengan topping telur ini akan membuat volume surabi lebih besar dibandingkan dengan jenis surabi lainnya. Kamu juga bisa meminta untuk tidak dikocok terlebih dahulu jika itu cocok dengan seleramu. Ibu penjual surabi akan menambahkan sedikit garam di atas telur yang menjadi topping surabi.

Baca juga: Mambo Reborn Sentra Kuliner Legend Di Kota Majalengka

Aneka Gorengan Menggoda Selera

Rasanya kurang lengkap jika menikmati surabi tanpa makan gorengan. Biasanya di ibu penjual serabi ada berbagai jenis gorengan tersedia. Aneka jenis gorengan seperti bala-bala, goreng tempe  dan goreng kentang tersaji untuk menemani makan surabi. Bala-bala dan goreng tempe sajiannya sama seperti di tempat-tempat lain. Akan tetapi ada yang unik dari salah satu gorengan yang ada yaitu goreng kentang. 

Aneka gorengan seperti goreng tempe dan goreng kentang

 

Ada juga bala-bala

Goreng kentang yang ada di ibu penjual serabi ini lain dari biasanya. Kentang dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam adonan terigu sehingga kentang tersebut terbalut sempurna kemudian langsung digoreng. Awalnya saya membayangkan goreng kentang yang dijual di ibu penjual surabi itu seperti perkedel kentang pada umumnya yang langsung digoreng tanpa balutan adonan tepung terigu di luarnya, tetapi dugaan saya meleset wkwkwk. Tapi tetap enak dan lezat koq. Malah lebih enak goreng kentang teman surabi yang saya makan  kalau menurut saya sih. Harga gorengan cukup ramah di kantong dua ribu rupiah per pcs.

Wajib Sabar Antri Demi Makan Surabi

Saat mudik lebaran pasti banyak penduduk luar Majalengka mudik ke kampung halamannya. Ternyata pun mereka sama seperti saya yang merindukan surabi makanan khas lokal Majalengka dan rasanya melegenda. Saat ibu penjual surabi mulai menata lapak dagangan tepat sehabis subuh, saat itulah war surabi mulai terjadi wkwkwk. Beneraan lho, ini antrinya gak main-main alias sangat serius. Kamu percaya gak saya sampai menunggu 2,5 jam untuk mendapatkan surabi yang saya pesan. 

Surabi khas Majalengka

Memang saya datangnya terlalu siang sih hehehe, jam setengah 6 baru nongol ke lapak surabi yang dituju alhasil waaah saya lihat deretan catatan pemesanan sudah panjang sekali. Setiap seorang pembeli hampir dipastikan tidak membeli satu biji surabi melainkan ada yang 5, 10, 20 bahkan ada yang sampai 30. Terbayang kaan…lama menunggunya. Saat saya sampai disana saya mendapatkan antrian harus menunggu 90 surabi yang dicetak baru surabi bagian saya dicetak oleh ibu penjual. Yaah bagaimana lagi, saya harus rela menunggu daripada gak kebagian. 

Terus ngapain dong selama 2,5 jam tersebut saya habiskan waktu untuk menunggu? Wkwkwk..macam-macam laah…mulai dari baca buku di aplikasi ipusnas, nonton film di netflix dan scroll sosmed hingga ngobrol santai dengan sesama pembeli yang juga antri mendapatkan surabi. Seru juga siiih, gak sampai gabut deh pokoknya. Oh iya surabi yang saya beli ini termasuk best seller yaitu di Jalan Siti Armilah depan Darul Ulum dekat kantor Kemenag. Sepanjang jalan Siti Armilah ini ada beberapa penjual surabi lain juga sebenarnya tapi saya berdasarkan rekomendasi kakak maka saya memutuskan membeli disini saja.

Penutup

Setiap kamu berkunjung ke suatu daerah pasti memiliki ciri khas kuliner lokal masing-masing. Jenis makanan yang tidak ada di daerah tempat kamu sekarang menetap. Hal ini tentu saja menimbulkan rasa rindu akan kampung halaman. Jadi saat melakukan perjalanan mudik salah satu agenda penting buat saya adalah mencicipi makanan khas di kampung halaman. Salah satunya adalah yaa surabi ini. Kalau kamu bagaimana? Share di kolom komentar yaa. 😊😊

0 Shares:
10 comments
  1. Legend banget ini surabi. Apalagi sekarang banyak pilihan topingnya, makin enak aja nih rasanya. Jaman saya kecil surabi hanya ada dua varian, yg kinca atau manis dan yg asin atau oncom
    Sekarang yg keju atau greentea juga banyak ya…

  2. Saya itu awalnya bingung antara serabi dan surabi, Mbak. Saya smapi mencari tahu di internet hehehe. Dan ternyata serabi itu kayak yang di solo ya. jadi bulat pipih pinggiran kecokelatan.
    Nah, kalau ini memanh Surabi. Dan ini sama dengan yang ada di Gombong kebumen langgnaan saya, Tapi disebut serabi hehehe. Hanya topingnya pakai gula merah atau meisis atau polos. dibuat juga dengan cetekan tanah liat dan pakai kayu bakar. Saya kalau mau beli, harus sudah antre sejak subuh hehehe.
    Jadi pengin cobain yang toping oncom nih hehehe.

  3. Surabi di rumah nenekku juga antriannya mashaAllaa..
    Karena kami uda kenal lama, kalo ngliat mobilnya Ibuk plat L, suka langsung otomatis dibikinin dan dikirim ke rumah. Jadi ga antri.
    Memang satset banget yaa.. ibuknya pas ngejualin surabi. Tapi kalau sampai 90 dan antrian 2.5 jam, auto kelikikaan.. ((bahasa Surabaya yang artinya “kelaperan bangeett” alias krucuk krucuk, hehehe))
    Jadi pas nunggu sambil bebekelan cemilan, mungkin yaa..

    Kalau uda antri gini, mending semua rasa masing-masing beli 3 yaa..
    hihihi.. buat oleh-oleh keluarga di rumah juga..

  4. Ya ampun teh, kok bisa sabar banget 2,5 jam ngantri. Kalau aku mah udah nangis kali ya, wkwkwk. Surabi tradisional gini tuh jarang banget yang jual sekarang ya. Banyaknya yang kekinian aja. Tapi, aku baru tahu loh ada toping tempe dan telor. Biasanya yang aku tahu polos sama oncom aja. Yang polos dicocol sama gula merah aja udah enak banget.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like