Kabupaten Sukabumi yang berada di wilayah Selatan Jawa Barat merupakan daerah yang kaya dengan potensi wisata alam baik gunung maupun pantai. Kabupaten Sukabumi berbatasan dengan Kabupaten Bogor di sebelah utara, Kabupaten Cianjur di arah timur, Kabupaten Lebak di sebalah barat dan Samudra Hindia di sebelah Selatan. Sukabumi memiliki 47 kecamatan , 381 desa dan 5 kelurahan dengan luas mencapai 4.415 km persegi. Diantara sekian banyak desa yang ada di Kabupaten Sukabumi ada salah satu desa yang mempunyai potensi wisata unggul. Desa tersebuat bernama Desa Gedepangrango yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi.
Desa Gedepangrango memiliki pemandangan yang indah dan berada di dataran tinggi. Wilayah Gedepangrango berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Dengan keunggulan pemandangan alam yang indah dan nilai budaya setempat menjadikan Desa Gedepangrango masuk dalam daftar Kampung Berseri Astra (KBA) sejak tahun 2021. KBA wisata Gedepangrango adalah kampung yang sesuai dengan kategori KBA wisata yaitu kampung yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perkampungan, baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat dan keseharian.
Menurut penuturan Bapak Ending sebagai penggerak KBA Gedepangrango beliau mengatakan bahwa dengan memperhatikan letak geografis yang berbatasan dengan hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai taman nasional yang mempunyai zona pemanfaatan dijadikan lokasi wisata yang sangat dikenal masyarakat yaitu objek wisata Situ Gunung maka muncul keinginan untuk mengembangkan wisata desa dengan tidak mengubah atau membangun apapun di desanya. Konsepnya adalah dengan menggunakan fasilitas warga dan kreativitas warga untuk dijadikan kegiatan bagi tamu dan pengunjung yang datang ke desa Gedepangrango. Kegiatan di desa Gedepangrango menjadi kegiatan pendidikan lingkungan budaya dan UMKM.
Di KBA Gedepangrango ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi yaitu : Kampung Lahang, Icakan dan Kampung Sawo
Kampung Lahang KBA Gedepangrango : Potret daerah mandiri ekonomi
Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore namun cuaca masih cerah dengan udara yang sejuk memanjakan badan saya yang lelah setelah seharian beraktivitas. Sore itu saya mengunjungi Kampung Lahang yang ada di lingkungan RW 9 KBA Gedepangrango.. Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit menyusuri rute arah Situgunung dengan dipandu google maps saya pun sampai di tujuan. Disana saya bertemu dengan Bapak Ending beliau adalah penggerak KBA Gedepangrango. Bersama beliau kami menuju ke kediaman Bapak Kartika ketua RW 9. Wilayah RW 9 dikenal dengan sebutan Kampung Lahang. Disini terdapat home industri produksi gula aren. Masyarakat disini mempunyai UMKM yaitu memproduksi gula aren. Ada 9 titik sentra pembuatan gula aren di Kampung Lahang ini.
Di Kampung Lahang ini banyak terdapat kebun pohon Aren. Masyarakat sudah turun temurun menjadi petani gula aren ini. Pa Kartika saja sudah terbiasa mengambil air lahang di pohon aren sejak duduk di kelas 3 SD. Dalam sehari pohon-pohon aren tersebut mampu menghasilkan 30 liter air lahang. Pohon Aren butuh waktu 21 tahun untuk bisa menghasilkan air lahang yaitu pada saat pohon aren tersebut berbunga. Berapa ya gula aren yang dihasilkan warga dalam sehari?
“Dalam sehari kurang lebih bisa memproduksi 30 gandu dari satu rumah produksi ,” begitu penuturan bu Kartika saat dijumpai di dapur pengolahan gula aren miliknya.
Produksi gula aren di Kampung Lahang tersebut mampu memenuhi k ebutuhan harian warga dan pengunjung yang membeli gula secara langsung ke lokasi. Bu Kartika melanjutkan penuturannya, beliau mengatakan :
“Proses pembuatan guka aren memerlukan waktu 4 jam perebusan hingga menjadi gula. Proses pembuatan gula aren adalah : dimulai dengan merebus air lahang kemudian berubah menjadi wedang lanjut berubah menjadi karamel dan terakhir baru berubah menjadi gula. Dalam sehari 2x proses produksi yaitu pada pagi dan sore hari.”
Bu Kartika juga menuturkan bahwa air lahang jika jumlahnya berlebih tidak akan terbuang begitu saja karena oleh masyarakat disini akan dibuat menjadi cuka. Produk cuka ini pun menarik di pasaran selalu ada yang mencari cuka dari gula aren ini. Pembelinya adalah para penjual bakso, mie ayam dan masyarakat umum.
Setiap hari selalu ada saja masyarakat luar yang menggunjungi Kampung Lahang ini. KBA Gedepangrango juga bekerja sama dengan tempat-tempat wisata sekitar dengan menjadikan KBA Gedepangrango ini sebagai tujuan destinasi kunjungan para wisatawan.
Setelah puas mengunjungi kebun dan menyaksikan sendiri proses pembuatan gula aren mulai dari mengambil air lahang hingga menjadi gula aren saya pun membeli beberapa bonjor gula aren langsung dari tempat pembuatannya.
Icakan : Potensi alam yang berpadu dengan budaya lokal
Icakan adalah sebuah konsep piknik desa wisata. Icakan berada di wilayah RW 2. Suasana desa yang rapi dan menyenangkan. Sungai yang bersih dan mempunyai lingkungan yang asri. Penduduk yang ramah dan guyub. Dalam konsep icakan ini rumah warga dijadikan home stay bagi pengunjung yang ingin bermalam. Konsep kerja sama antara desa dan Perusahaan terdekat di wilayah desa Gedepangrango.
Sawah dijadikan tempat bermain seperti memperbesar pematang sawah untuk dijadikan tempat tracking pengunjung. Sungai dijadikan tempat bermain dan dijadikan halaman depan agar semua orang bisa menikmati adanya sungai dan sekalian tempat bermain.
Konsep icakan ini sama sekali tidak merubah wajah asli pedesaan dan lingkungan sekitar. Desa Gedepangrango dilewati oleh aliran Sungai Cigunung yang berasal dari Curug Sawer. Sungai Cigunung ini melewati RW 2 dan RW 3 serta melewati daerang Cinumpang. Daerah Cinumpang terkenal dengan bumi perkemahannya. Oleh masyarakat desa Sungai dibersihkan dan warga membangun saung di sisi sungai sebagai tempat berkumpul penggunjung.
Icakan bisa dilaksanakan karena berangkat dari keinginan masyarakat dan selanjutnya dikomunikasikan dengan desa dan adanya dukungan pihak swasta. Budaya ramah tamah, kesantunan, peradaban dan nilai budaya dalam keseharian adalah modal utama dalam mengembangkan KBA wisata Gedepangrango.
WISTARI (Wisata Sayuran petik Sendiri) di Kampung Sawo
Konsep WISTARI atau wisata sayuran petik sendiri adalah pekarangan warga yang ditanami berbagai pohon dan tanaman sayuran, buah dan tanaman bermanfaat lainnya. Tanaman yang ada di pekarangan warga ini bisa dipetik dan dibawa oleh pengunjung. Pengunjung membeli sayuran ini dari warga yang memiliki pekarangan tersebut. Wistari ini ada di Kampung Sawo tepatnya di RW 4 Desa Gedepangrango. Sementara baru ada di 1 RT yang aktif dan bergantung pada halaman rumahnya. Masyarakat disini hampir sebagian besar mempunyai mata pencaharian bertani dan berkebun. Selain kegiatan kampung hijau dengan konsep WISTARi ini, di kampung sawo juga terdapat wisata kuliner yaitu terdapat sentra pembuatan kembang goyang. Kembang Goyang adalah sejenis cemilan yang renyah dan ada dua rasa yaitu manis dan asin.
Potensi alam dan nilai budaya saling melengkapi dengan indahnya di KBA Gedepangrango. Wisata desa yang tumbuh dari kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara lingkungan dan budaya setempat. Wisata yang lebih memanjakan hati daripada hanya sekedar memanjakan mata.
20 comments
Waah, kalau wisata budaya gini gimana pembagian hasilnya ya?
Semoga tumbuh maksimal ekonomi desa itu dan bisa memakmurkan warganya.
biasanya dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Senang ya kalau desanya bisa berkembang begini. Bisa mendapatkan penghasilan juga dari wisatanya. Semoga semakin banyak KBA di daerah lain seperti Gedepagrango.
Ini dasa binaan ASTRA mba…banyak tersebar di seluruh Indonesia. Namun potensinya beda-beda tiap daerah
Bisa masuk waiting list ini kalo ke KBA Gedepangrango bisa mampir Kampung Lahang, Icakan dan Kampung Sawo. Keren ya Pak Kartika udah terbiasa ambil air lahang di pohon aren sejak kelas 3 SD. Lama banget pohon aren butuh 21 tahun buat menghasilkan air lahang. Semoga UMKM produksi gula aren di sini bisa berkembang lebih luas lagi ya.
Wah menarik sekali infonya. Aku pernah dengar desa ini tapi belum tahu kalau di sana banyak aktivitas serunya. Senang sekali ya bisa belajar dari alam dan lingkungan sekitar. Bagi org yang tinggal di perkotaan barangkali bisa menjadi pengalaman menakjubkan.
hayu sesekali main ke Sukabumi mba Wenti
Aamiin..semoga semakin berkembang potensi desanya
MasyaAllah keren banget pengembangan kampungnya. Asal semua pihak ikut serta mau memajukan kampungg pasti ada cara. Semoga lebih banyak lagi desa atau kampung yang maju dan berdikari, terutama yang punya potensi wisata tapi belum diolah dengan maksimal.
betul mba Silva…kesadaran dan keinginan penduduk lokal sangat penting dalam memajukan desanya
Keren bangeeett! Jadi keinget sama desa wisata BonPring di Kabupaten Malang sini. Sukaa sama vibesnya pak kepala desa, pemimpin yang mau bawa warganya sama2 maju, skrg jalannya jadi lebih halus dan bisa dilewatin kendaraan apapun, soalnya dulu susah banget aksesnya
Wah asyik ya mba Jihaan..nanti kalau saya ke Malang lagi main kesana.
Wah keren konsepnya ya, lengkap ini. Pengunjung bisa menikmati banyak hal, mulai dari pembuatan gula, main di sawah, hingga metik sayuran sendiri. Mungkin sekalian ditambah cottage gitu ya
bagi yang mau menginap bisa di rumah-rumah penduduk mba Dyah.
Waahh keren banget. Bener2 memanfaatkan letak geografis Sukabumi dan alam yg ada ya Teh. Idenya kreatif memetik sayuran sendiri. Betah banget nih kalau main kesini. Teh Heni keren bisa kunjungi kampungnya 😍
Iya mba Fida…gak kerasa keliling-keliling disana betah soalnya
membaca ini semacem dihidangkan dengan beberapa makanan khas terdahulu yang semoga gula aren, kembang goyang dan lainnya tetap eksis meski jaman semakin modern. pengembangan kampung sawo yang inspiring, termasuk icakan.
hayu main ke KBA Gedepangrango ka windi sambil jalan ke jembatan gantung
Desanya sendiri sudah memiliki potensi keindahan alam terus dipadukan pengelolaan yang baik oleh masyarakat setempat jadi tepat sih kalo menjadi salah satu KBA Astra
iya kaa…desanya bagus..