Saya lumayan sering menginap di kota Bandung. Salah satunya adalah di Hotel Bumi Asih dekat Gedung Sate. Saat itu usai lebaran tahun 2023, saya dan keluarga ingin menghabiskan waktu liburan di Bandung. Naah, ceritanya ingin menikmati jalan-jalan sekitar Gedung Sate. jadilah saya hunting hotel sekitaran Gedung Sate. Saya ingin mencari penginapan yang seperti rumah saja bukan hotel pada umumnya. Jadilah kita menginap di Hotel Bumi Asih.
Hotel Bumi Asih Strategis Banget
Hotel Bumi Asih dekat sekali dengan Gedung Sate tepatnya ada di Jl. Cilamaya No.1, RT.02, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115. Pas banget deh kalau kamu ingin berjalan-jalan di sekitaran sini karena ada banyak destinasi yang bisa dikunjungi. Mulai dari Gedung Sate plus museum Gedung Sate, Museum Pos Indonesia, museum Geologi dan lari pagi di Lapangan Gasibu.Di sekitaran hotel juga ada bubur ayam enak lho, namanya bubur ayam Mang Oyo Pusat di Jalan Sultan Tirtayasa. Tuh kaan, dekat kemana-mana ini Hotel Bumi Asih.
Hotel Vintage Dari Masa Lalu
Bumi Asih memang hotel, tapi penampakannya gak seperti hotel pada umumnya. Bangunannya bergaya arsitektur kolonial tropis. Jendelanya besar-besar dan sekitar bangunan dipenuhi pohon-pohon nan hijau sehingga memberi kesan rindang. Pokoknya bikin betah deh. Bangunannya ada 2 lantai. Hotel Bumi Asih ini merupakan hotel bintang 3.
Jika menelisik sejarahnya, Hotel Bumi Asih ini didirikan pada jaman Belanda tahun 1931 oleh Tuan Mohammad Wahban Hilal dan berfungsi sebagai penginapan sejak tahun 1945. Hotel Bumi Asih ternyata berstatus sebagai cagar budaya golongan B. Artinya tidak boleh dirombak dan diubah bentuk struktur utama bangunannya. Dilansir dari situs ayobandung.com ternyata dulunya Hotel Bumi Asih ini bernama Pension Benvenuto yang artinya selamat datang dalam bahasa Italia.
Hotel Bumi Asih pertama kali berdiri memiliki fungsi sebagai tempat menjamu tamu penting yang datang ke kota Bandung. Pemilik bangunan ini adalah seorang Belanda yang menikahi wanita asli Indonesia. Naah sejak kapan nama bangunan ini berubah menjadi Hotel Bumi Asih? Jawabannya adalah sejak tahun 1960. Meski sudah berdiri sejak lama, tidak ada yang berubah dari bangunan ini baik arsitektur maupun detail bangunannya. Makanya saya betah menginap disini suasananya enak banget. Bangunannya khas zaman Belanda.
Bangunan Serba Antik
Nuansa kuno sudah terasa sejak memasuki bangunan hotel Bumi Asih ini. Mulai dari perabotan antik dan kayu tua hingga model bangunan lama saat memasuki lorong-lorong kamar hingga sampai ke ruangan kamar. Jadi ingat asrama putri UNPAD Bumi Rengganis tempat saya tinggal saat kuliah dulu, saat menyusuri lorong kamarnya. Vibes jadulnya terasa banget. Ada sekat pemisah dari bambu di setiap kamar dengan kamar lainnya. Tidak lupa kursi dan meja eh iya di sudut kamar sebelah saya ada kursi malas yang bisa diduduki buat sekedar beristirahat lho. Meskipun serba kuno dan kesan tua tapi hangat aja sih gak ada kesan angker atau suasana menakutkan. Yaa enak aja betah saya menginap disini.

Puas Foto-Foto di Depan Bangunan Utama Hotel
Saya senang menginap disini soalnya emang serasa rumah aja gak seperti sedang menginap di hotel. Pemandangan depan kamar juga sangat menarik hati. Tamannya bersih dan rapi. Saya puas poto-poto disana. Di tengah taman ada jalan setapak berkelok kelok seperti jalan kereta api buat pengunjung berjalan. Oh iya, ruang makan adanya di seberang gedung penginapannya yaa. Jadi taman asri ini menjadi pemisah antara gedung penginapan dengan area ruang makan dan lobi di sebelah depannya lagi.
Fasilitas Hotel
Selayaknya tempat penginapan. Disini juga ada fasilitas umum buat pengunjung. Ada beberapa fasilitas disini seperti mushala, cafe yang bernama Kamar Tujuh Caffee dengan berbagai menu kudapan dan pilihan kopi.Biasanya jika para pengunjung hotel ingin sekedar menghabiskan waktu dan nongkrong-nongrong ya tempatnya di cafe ini. Ada juga gedung pertemuan. Maaf yaa saya gak sempat foto-foto di cafe nya.
Resepsionis melayani sepanjang hari selama 24 jam penuh, jadi jangan khawatir jika ada kendala apapun bisa langsung dikomunikasikan. Begitu juga saat akan cek in atau cek out, jam berapa pun kamu bisa melakukannya. Wifi tersedia di seluruh area ruangan dan kamar.
Sarapan pagi disediakan untuk yang menginap dan memesan kamar dengan sarapan. Saya pun sarapan di hotel, tapi jujur lupa makan apa aja. Hanya sempat berfoto di ruangan makannya saja. Tapi yang jelas dan bisa saya ingat makanannya enak
Fasilitas Kamar
Dalam kamar yang saya tempati ada tempat tidurnya 2, sepasang kursi dan mejanya, lemari, televisi, kamar mandi dan toiletris, krannya memakai shower. Ada air panas dan dingin seperti biasanya kalau menginap di hotel. Suasanya tetaap nuansa jadul. Ada lukisan di dalam kamar Warna kamar nuansa coklat mulai dari furnitur dan perlengkapannya. Saya pun gak sempat foto-foto di dalam kamar, jadi foto seadanya aja hehe, maaf yaa gak estetik alias berantakan wkwkwk
Harga Menginap Di Hotel Bumi Asih
Saat saya menginap disini sedang masa libur lebaran jadi masuknya di high season sehingga lebih mahal dari harga di hari biasanya. Saya sampai melihat kembali riwayat pemesanan hotelnya di Traveloka soalnya lupa lagi hehe…Naah setelah melihat riwayat pemesanan terlihat deh harga hotel saat saya booking adalah Rp. 742.025 untuk kamar deluxe twin/Double non smoking. Harga segini sudah termasuk sarapan. Memang jauh lebih mahal dari harga biasanya yang berkisar Rp 400.000 an tanpa sarapan dan Rp. 576rb an saja dengan sarapan. Lumayan selisih Rp.200.000. Tapi yaa, wajar sih namanya juga harga musim libur lebaran pasti ada kenaikan.
Penutup
Kalau saya menginap lagi di kota Bandung, rasanya ingin kembali ke Hotel Bumi Asih ini. Hotel yang asri, hijau dan nuansa vintagenya begitu terasa. Segini dulu deh cerita tentang hotel vintage ini, next saya lanjutkan yaa cerita lengkapnya sambil menunggu saya menginap lagi disana.