Info Seputar Mendaki Gunung Yang Perlu Kamu Ketahui

Info seputar mendaki gunung

Saya  sudah menulis beberapa artikel yaa membahas tentang dunia mendaki gunung. Sekarang saya akan melengkapinya lagi dengan beberapa informasi tambahan yang perlu kamu ketahui seputar pendakian. Jadi, kalau menurut saya yaa, mendaki gunung itu perlu persiapan matang dan bukan perjalanan main-main seperti hiking biasa saja, tapi kamu benar-benar harus menyiapkan segala hal agar perjalanannya lancaaar deh. Jadi gimana niih, apa saja yaa info Info Seputar Mendaki Gunung Yang Perlu Kamu Ketahui ? 

Kamu Termasuk Jenis Pendaki Apa Nih?

Info seputar mendaki gunung   yang pertama kamu hendaknya tahu adalah tentang jenis pendaki gunung. Ternyata oh ternyata, para pendaki gunung itu ada berbagai kategorinya lho. Tidak semua yang mendaki gunung itu memiliki level sama. Ada grade-gradenya sesuai dengan kemampuan dan tujuan mendaki dari masing-masing individu tersebut. Naah,ternyata kamu bisa membagi para pendaki tersebut ke dalam beberapa jenis dan kategori.

Pendakian Penelitian

Pendakian penelitian ini memiliki tujuan untuk kegiatan penelitian yang sifatnya keilmuan .. Jadi para pendaki jenis ini melakukan kegiatan mendaki gunung atau menjelajahi kawasan pegunungan untuk kegiatan ilmu pengetahuan seperti mengumpulkan data ilmiah, melakukan observasi, atau eksperimen di lapangan. Jenis pendakian ini umumnya dilakukan oleh peneliti, mahasiswa, atau tim ekspedisi ilmiah dari lembaga pendidikan dan penelitian/

Apa saja yang biasanya para pendaki jenis penelitian ini lakukan pada saat pendakian? Ternyata beragam kegiatan yang mereka lakukan seperti mengamati flora, fauna, tanah, batuan, dan cuaca di wilayah pegunungan. Disamping itu juga bisa untuk mengumpulkan sampel air, tumbuhan, atau tanah untuk dianalisis di laboratorium. Atau bisa juga pendakian penelitian dalam rangka melakukan pemetaan geografi dan ekologi serta meneliti perubahan lingkungan, dampak aktivitas manusia, atau keanekaragaman hayati. Waah banyak yaa yang bisa dilakukan oleh pendaki peneliti ini. 

Lama pendakian bukan berdasarkan berapa lama sampai di puncak gunung seperti pendaki pada umumnya, namun biasanya sih yang menjadi patokannya adalah sampai riset selesai. Atau berhasil mengumpulkan bahan-bahan penelitian yang diperlukan. 

Pendakian Dengan Tujuan Khusus

Saya inget deh suami pernah cerita kalau beliau dulu waktu mahasiswa ikut kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam. Naah, salah satu kegiatannya adalah mendaki gunung, jadi kata suami sih saat dia cerita pada saya dia dan teman-temannya mengikuti kegiatan Diklatsar. Naah, salah satu jenis pendakian gunung yang masuk dalam kategori khusus ini adalah kegiatan mendaki gunung seperti yang suami saya ikuti tersebut. Jadi pendakian ini dilakukan berbarengan dengan sebuah kegiatan dilaksanakan.

Pendaki Amatir

Sebutan amatir disematkan kepada orang yang belum berpengalaman dalam mendaki gunung. Pendaki amatir adalah pendaki non-profesional yang menjadikan pendakian sebagai kegiatan rekreatif, pembelajaran, atau pengisi waktu luang, tapi tetap menghargai nilai-nilai keselamatan dan cinta alam. Seorang pendaki yang baru memulai kegiatan mendaki gunung dan kurang berpengalaman, baik dalam pengetahuan dasar maupun dalam kegiatan di lapangan

Secara sederhana, pendaki amatir itu seperti “penikmat alam” yang mendaki karena ingin menikmati keindahan gunung, mencari ketenangan, berlibur, kemping, rekreasi pokoknya senang-senang deh. Kaya saya gitu kalau main ke gunung yaa buat liburan aja terus mencari jalur trackingnya yaa yang populer saja dan yang paling mudah hehe. 

sumber gambar: canva

Pendaki Profesional

Pendaki profesional adalah seorang pendaki yang sudah menguasai ilmu tentang pendakian, yang sudah membekali dirinya dengan pengalaman dan paham akan resiko resiko yang akan dihadapi.

Biasanya mereka memiliki jam terbang tinggi dalam mendaki gunung, memiliki pengetahuan luas dalam ilmu pendakian, memiliki keterampilan teknis dan fisik dengan kondisi prima dan mendaki gunung adalah salah satu jalan penghasilan. Misalnya seperti para pemandu ekspedisi

Penyakit yang Biasa Menghampiri Para Pendaki

Penyakit yang umumnya menyerang pendaki gunung saat melakukan pendakian itu ada 2 yaitu Hipotermia dan hipoksia. Kedua serangan sakit ini khas sekali menyerang para pendaki gunung dan dan termasuk ke dalam  info seputar mendaki gunung yang perlu kamu ketahui.

Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah batas normal, yaitu di bawah 35°C. Jadi kalau boleh saya bilang sih kondisinya itu dalam keadaan kedinginan yang amaat sangaat. Sebenarnya sih dalam pendakian gunung, Kedinginan itu hal biasa terjadi karena memang di gunung itu kan dingiin yaa kondisinya. Saat kedinginan ini  tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada mampu dihasilkan, biasanya akibat cuaca dingin, pakaian basah, angin kencang, atau kelelahan ekstrem.

Jika kondisi kedinginan ini berlarut dan tubuh semakin drop suhu tubuhnya maka dia hal ini akan beresiko menyebabkan hipotermia. Saat hipotermia terjadi, tubuh berusaha mempertahankan panas dengan menggigil hebat, tapi bila dibiarkan, fungsi organ vital mulai menurun. Duh, ngeri juga yaa hipotermia ini. 

Jadi kalau kamu mendaki gunung lalu menemukan temannya kedinginan dan kondisinya menggigil, kulit pucat, bicaranya melantur, dan koordinasi tubuh yang menurun. Waspada saja bisa jadi dia mengalami hipotermia nih. 

Jika tidak segera ditangani, pendaki bisa kehilangan kesadaran, bahkan mengalami gagal jantung. Pertolongan pertama yang paling penting adalah menghangatkan tubuh dengan selimut, pakaian kering, minuman hangat, serta memindahkan korban ke tempat terlindung dari angin dan hujan. Selimut khusus untuk naik gunung dan bisa mengatasi kedinginan itu ada namanya selimut thermal.

Hipoksia

Hipoksia bisa terjadi manakala seseorang saat mendaki hunung mengalami kekurangan oksigen. Jadi kan semakin tinggi permukaan tanah dari laut kadar oksigennya tuh semakin berkurang, Jik hal ini terjadi itu tanda bahwa tubuhnya tidak bisa beradaptasi dnegan ketinggian itu.  biasanya di atas 2.500 meter di atas permukaan laut. 

Tekanan udara yang menurun di ketinggian membuat jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru berkurang, sehingga pasokan oksigen ke otak dan jaringan tubuh tidak mencukupi. Gejala hipoksia antara lain pusing, sesak napas, kelelahan berlebih, mual, gangguan tidur, hingga gangguan kesadaran. Dalam kasus yang parah, hipoksia dapat berkembang menjadi Acute Mountain Sickness (AMS), High Altitude Pulmonary Edema (HAPE), atau High Altitude Cerebral Edema (HACE) yang bisa berakibat fatal jika tidak segera turun ke ketinggian lebih rendah.

Kedua kondisi ini hipotermia dan hipoksia sering menjadi ancaman serius dalam dunia pendakian, terutama bagi pendaki yang kurang persiapan atau terlalu memaksakan diri. Pencegahan terbaik adalah mempersiapkan fisik, perlengkapan, dan pengetahuan yang memadai sebelum mendaki. Gunakan pakaian berlapis dan tahan air, jangan biarkan tubuh basah terlalu lama, serta naik secara bertahap agar tubuh bisa beradaptasi dengan perubahan suhu dan kadar oksigen. Pendaki juga disarankan untuk mengenali gejala awal kedua kondisi ini agar bisa mengambil tindakan cepat sebelum keadaan menjadi kritis.

Apa Saja Perlengkapan Mendaki?

Naah, urusan perlengkapan pendakian ini ada terbagi dalam 2 kategori yaitu perlengkapan tim dan perlengkapan pribadi. Mengapa ada 2 kategori seperti ini? Sebab biasanya mendaki gunung itu rame-rame, jarang orang mendaki sendirian apalagi naik gunung yang masuk kategori tinggi resiko dan medan berat. 

Perlengkapan pribadi itu seperti carrier atau ransel, bag cover, sleeping bad,sleeping pad atau matras, kantong plastik, botol minum, sepatu dan sandal gunung, senter,headlamp, topi,slayer, jas hujan, jaket, baju lengkap, kaos tangan, kaos kaki perlengkapan mandi. Perlengkapan pribadi ini sebisa mungkin kamu list yaa biar tidak ada yang tertinggal. Siapa tahu ada perlengkapan tambahan yang harus kamu bawa selain yang sudah saya list ini. Kebutuhan tiap orang kan berbeda. 

Perlengkapan tim penggunaannya untuk digunakan bersama-sama. Barang yang termasuk perlengkapan tim ini adalah tenda, kompor khusus buat mendaki gunung yaitu kompor portable lengkap dnegan gas kecil, peralatan navigasi seperti kompas, gps, peralatan dokumentasi, P3K, pisau kecil atau belati, alat makan dan bekal makanan praktis untuk perbekalan selama mendaki. 

Perhatikan Aturan Packing 

Ternyata oh ternyata cara menempatkan barang ke dalam carrier itu ada aturannya juga. Packing yang baik itu sangat berpengaruh kepada kenyamanan perjalanan selama mendaki gunung. Ada beberapa aturan packing yang bisa kamu terapkan saat menyusun barang ke dalam tas gunung kamu. Jika panduannya adalah dari berat barang maka aturannya adlaah:  tempatkan barang yang relatif ringan pada bagian paling bawah, kemudian di lapisan kedua adalah barang yang relatif berat. Selanjutnya tempatkan barang-barang yang tidak begitu berat di bagian atas. 

Info mendaki gunung
sumber gambar: canva

Jika kamu membawa barang yang memiliki ruang kosong sebaiknya isi dengan barang agar meningkatkan efektifitas. Msail membawa misting maka kamu bisa mengisi ruang kosongnya dengan beberapa makanan atau peralatan kecil yang bisa masuk ke dalamnya. Ada 3 prinsip dalam urusan packing ini yaitu seimbang, nyaman dan aman.

Kode Etik Para Pendaki

Saat kamu mendaki gunung ada beberapa kode etik yang sebaiknya kamu patuhi. Gunung itu harus kamu jaga kelestarian lingkungannya. Jadi saat kamu mendaki gunung hendaknya jangan meninggalkan barang apapun apalagi sampah. Selain itu kamu hendaknya berlaku sopan dan jangan melakukan hal-hal tidak baik di atas gunung. 

Saya beberapa hari yang lalu baru saja menonton sebuah podcast. Disana bercerita tentang kisah miris sepasang pendaki yang mengalami kejadian tragis hingga meninggal. Duh apa yang menimpa mereka saya gak sanggup bilang nya disini, pokoknya tragis banget. Kamu cari saja dengan kata kunci kisah viral sepasang pendaki di gunung. Jadi intinya, berlakulah sopan saat di gunung dan jaga lingkungan. 

Penutup

Naah itulah beberapa hal yang bisa kamu ketahui tentang info mendaki gunung yang perlu kamu ketahui. Semoga bisa membantu yaa dan memberi informasi bermanfaat. Semakin banyak informasi yang kamu ketahui tentang pendakian maka semakin baik. Hal ini akan menyebabkan resiko pendakian  bisa minimal karena persiapan yang lebih baik bisa kamu lakukan. Jadi, kapan mau naik gunung niih.😍

 

Referensi bahan bacaan artikel

Wijaya, H. (2017). Jejak sang petualang: Pengalaman pendakian 27 gunung di Indonesia. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

 

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like