Setelah puas berkeliling kota Sukabumi, saya lanjutkan petualangan di akhir pekan lalu dengan mengunjungi Festival Soekaboemi Tempo Doeloe di Wisma Wisnu Wardhani. Gelaran budaya bertajuk “Soekaboemi Tempo Doeloe: Pusaka Sukabumi Kisah-Kisah Tersembunyi dari Sukabumi” berlangsung selama 2 hari tanggal 21 dan 22 Juni 2025. Saya berkesempatan mengunjungi event ini di hari kedua. festival ini adalah termasuk salah satu event yang saya nantikan
Di acara ini, saya seolah diajak menyusuri jejak masa lalu lewat pameran barang-barang dan koleksi foto bersejarah. Selain pameran barang dan foto bersejarah di Festival Soekaboemi Tempo Doeloe ini juga ada kegiatan kirab budaya, pertunjukan seni tradisional serta pameran kuliner jadul yang bikin kangen suasana zaman dulu.
Mengenal Festival Soekaboemi Tempo Doeloe
Festival Soekaboemi Tempo Dulu rutin digelar setiap tahun atas inisiatif Yayasan Dapuran Kipahare yang berkolaborasi bareng Setukpa Lemdiklat Polri. Festival ini merupakan acara rutin setiap tahun. Jadi acara ini pas banget buat kamu pecinta wisata sejarah. Asyik lho berkunjung kesini menyaksikan berbagai hal tentang Sukabumi dari masa lampau.
Ada apa saja Disana?
Festival Soekaboemi Tempo Doeloe terpusat di dalam ruangan Wisma Wisnu Wardhani dari mulai teras hingga terus ke dalam rumah sampai menuju pintu belakang keluar rumah. Pokoknya saat melihat berbagai benda-benda sejarah saya sekaligus menyusuri setiap jengkal ruangan di dalam wisma.
Teras Kipahare
Sesaat setelah menaiki tangga menuju teras , saya disuguhkan banyak lukisan indah. Setelah sebelumnya, saya melihat tulisan wilujeng sumping dan ada seorang bapak memainkan kacapi sambil bernyanyi. Di teras luar ada galeri dapuran kipahare. Pada dinding bangunan terdapat lukisan cat air. Lukisan perempuan , anak laki-laki Belanda. Di dinding itu juga terpampang lukisan pemilik pertama Wisma yaitu notaris hendrik Schotel dan arsitek Herman Belle 1920.
Museum Polisi
Tepat di sebelah teras ada sebuah ruangan yang digunakan untuk memamerkan benda-benda, lukisan dan berbagai tulisan yang berkaitan dengan sejarah polisi di Sukabumi. Terpajang sebuah sepeda antik berwarna hitam. Jadi dahulu itu para polisi di Sukabumi menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi mereka. Ada foto gedung Wisma Wisnu Wardhani di tahun 1921 saat bangunan masih dalam bentuk asli.
Pameran Dinas Pariwisata
Tepat di sebelah ruangan tamu ada stand Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Di dalam ruangan dinding ruangan disulap menjadi lukisan hutan dan bertabur cahaya hingga indah dilihat. . Di tengah ruangan ada televisi layar besar yang menyajikan tayangan film dokumenter Sukabumi. Ada juga layar komputer besar naah disini kamu bisa mengisi kuis kepariwisataan tempo dulu, Tidak ketinggalan pajangan foto-foto Sukabumi zaman dahulu dalam satu spanduk besar memenuhi dinding ruangan.
Ruang Replika Kelas
Saya melanjutkan petualangan menyusuri ruangan. Kali ini saya masuk ke dalam dan pas di ruangan depan pintu masuk ada kursi-kursi kelas zaman dahulu. Kursi-kursi berwarna coklat berjejer memenuhi ruangan.
Tepat di samping kiri pintu masuk ada replika perahu layar dan sebuah tulisan yang menempel di dinding. Tulisan ini mengisahkan tentang sejarah dibangunnya Wisma Wisnu Wardhani. Lengkap sekali disana diceritakan mulai dari awal didirikan hingga selesai dibangun.
Tepat di belakang kursi-kursi kelas ada tertempel di dinding tentang sejarah sekolah di SUkabumi. Lengkap sekali infonya, mulai dari tahun 1848 saat sekolah pribumi mulai bermunculan baik pesantren maupun sekolah pribumi. Sekolah pertama didirikan di perkebunan Sinagar Nagrak Cibadak oleh AJ. Kerkhoven. Hingga tahun 1925 saat dibuka MULO School tanggal 20 Juni 1924 dan merupakan cikal bakal sekolah BPK Penabur.
Di pojok ruangan ada benda-benda masa lalu yaitu telepon engkol dan barang-barang antik lainnya.
Baca juga: Serunya Mengikuti Sukabumi City Tour Bersama Sukabumi Stories
Museum Tionghoa
Saya lama berada disini, soalnya banyak banget benda-benda bersejarahnya. Foto-foto sejarah Tionghoa di Sukabumi juga lengkap tersaji disini. Kisah hidup Jap Tiong Boh seorang tionghoa muslim yang lahir di Sukabumi pada bulan Juli 1916. Di ruangan Museum Tionghoa ada berbagai barang masa lalu seperti replika kapal uap, rantang panci, gilingan tepung,sempoa, berbagai jenis mata uang di zaman masa penjajahan Belanda,telepon dinding zaman Belanda, tempat menyimpan jepitan rambut, alat pemutar musik dan masih banyak benda-benda lainnya. Sejarah tionghoa di Sukabumi pun jelas terekam disini.
Warisan Budaya Tak Benda
Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id saya membaca bahwa khasanah warisan budaya dikenal dua kategori yaitu warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage) dan Warisan Budaya Benda (Tangible Cultural Heritage). Jadi masih dilansir dari laman yang sama dikatakan bahwa Warisan Budaya Tak Benda adalah segala praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, ketrampilan, serta alat-alat, benda, artefak dan ruang budaya terkait dengannya yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Disini terkumpul warisan tak benda tentang sistem pertanian dan replika lumbung padi atau biasa disebut Leuit. Ada juga terpajang sepeda onthel, kursi rotan antik dan barang-barang antik lainnya. Oh iya ada bendera Belanda di pojok ruangan yang related dengan kisah tentang lapangan terbang pelabuhanratu. Di atas meja berjejer rapih replika pesawat tempur.
Museum Ahmad Sanusi
Di ruangan Museum Ahmad Sanusi ini saya melihat foto tokoh pahlawan Sukabumi Ahmad Sanusi. Disini tersaji lengkap semua perihal hidup Ahmad Sanusi mulai dari sejarah hidupnya, kumpulan buku-buku karya beliau dan tanda penghargaan sebagai pahlawan nasional serta patung Ahmad Sanusi bahkan replika baju beliau dipajang disini. Saya jadi tahu perjalanan hidup pahlawan Sukabumi ini, seorang santri sekaligus pejuang. Ada juga foto-foto Ahmad Sanusi saat beliau masih hidup dan aktif dalam pergerakan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan berjuang melawan penjajah khususnya di Sukabumi.
Museum Prabu Siliwangi
Di ruangan Museum Prabu Siliwangi ada baang-barang peninggalan Prabu SIliwangi. Di dinding ruangan terpajang foto-foto kegiatan Museum Prabu Siliwangi dan sasakala sunda pakarang kujang. Sejarah kujang dan ragam jenis senjata kujang. Sejarah Siliwangi makin lengkap dalam buku-buku kuno yang terpajang di meja pameran. Halaman bukunya sudah usang dan lusuh karena dimakan usia. Pada meja lainnya, saya melihat koin-koin uang masa lalu dan uang kertas zaman dahulu.
Sukabumi Travel Fair
Naah, di ruangan paling belakang Wisma Wisnu Wardhani ini ada Sukabumi travel fair. Sebuah pameran yang menyajikan informasi travel dan wisata di Sukabumi. Informasi destinasi wisata yang ada di kota dan kabupaten Sukabumi. Selain itu, saya pun disuguhkan informasi wisata Sukabumi tempo dulu.
Jadii, ternyata awal ekspedisi ke Sukabumi ini dimulai dari kunjungan wilayah kekuasaan VOC ke Pelabuhanratu oleh Scipio tahun 1687, kemudian Van Riebeeck ke Gunungguruh tahun 1709, Mosel ke Cicurug tahun 1757 dan Junghuhn ke Situ Gunung tahun 1839.
Sanggar Seni Genta Kosasih
Di lorong paling belakang menuju ruangan dapur atau gudang deh, saya kurang paham yang jelas bagian paling ujung dari Wisma Wisnu Wardhani ini ada pameran benda-benda kuno peralatan memasak seperti panci dan peralatan pertukangan serta petromak. Di dinding ruangan terpampang poster Sanggar Seni Genta Kosasih, jadi saya namakan saja lorong ini sebagai lorong Sanggar Seni Genta Kosasih.
Pameran Kuliner
Naah, di belakang gedung Wisma Wisnu Wardhani ada pameran aneka jenis kuliner tradisional dan sebuah panggung berdiri disana. Oh, iya berbagai pertunjukan budaya Sukabumi tersaji disini. Jadi stand-stand kuliner ditempatkan di sebelah sisi sehingga mengelilingi halaman belakang yang cukup luas. Ada pertunjukan barongsai dan budaya lokal lainnya.
Kesan Berkunjung di Festival Soekaboemi Tempo Doeloe
Berkunjung ke Festival Soekaboemi Tempo Doeloe benar-benar membawa saya ke masa lalu. Sejarah Sukabumi dari masa ke masa tersaji apik dan lengkap disini. Cerita-cerita yang tersimpan dalam setiap sudut pameran memberi saya pelajaran penting yaitu sejarah bukan untuk dikenang semata, tapi untuk dijaga dan diwariskan
Sumber referensi bahan bacaan artikel:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/menuju-warisan-budaya-dunia-proses-penetapan-warisan-budaya-tak-benda-intangible-cultural-heritage-dan-warisan-dunia-world-heritage-indonesia-oleh-unesco