Ramainya Bubur Ayam Pengkolan Di Kota  Sukabumi

Matahari sudah mulai naik sepenggalah dan cahayanya mulai merangkak menuju terik. Saya yang mulai lari pagi di lapang merdeka  agak kesiangan jadinya kepanasan. Sebenarnya masih pagi sih, baru jam sembilan. Tapi  karena matahari munculnya full tidak ada penghalang sama sekali jadilah sudah terasa panasnya. Ayolah kita cuzz menuju tempat sarapan. Setelah olahraga pagi membakar kalori, eh langsung mengisi kalori hehe. Kalau ahli olah raga lihat pasti saya diketawain nih. Tapi tidak apa-apa nanti olah raga lagi dan yang penting tahu porsi hehe.

Saya pun beranjak pergi meninggalkan Lapang Merdeka bersama suami. Kebetulan lokasi parkir mobil kami cukup jauh, jadi jalan kaki lumayan. Hari minggu itu memang yang olahraga banyak banget jadi parkiran pun ikutan penuh. 

Mobil menuju jalan raya dikendarai suami dengan pelan, maklum banyak orang di jalanan. Sementara saya googling mencari referensi kuliner. Karena sekarang masih pagi, saya mencari bubur ayam. Setelah mencari dan memilih beberapa alternatif saya memutuskan untuk mencari bubur ayam pengkolan Mang Adun (Alm). Saya penasaran soalnya di informasi yang saya akses bubur ayam pengkolan banyak pembelinya hingga antri cukup panjang. Coba yaa kita buktikan.

Bubur ayam pengkolan di kota sukabumi
sumber gambar: google maps

Akhirnya , sampai juga di lokasi. Bubur ayam pengkolan terletak persis di depan Dinas Kesehatan jalan Surya Kencana no 61-62 Kota Sukabumi. Kenapa disebut pengkolan? Karena letaknya persis di pertigaan jalan Suryakencana dan Cikole Dalam. Letaknya strategis pas di pertigaan. Di pojokan pas belokan. Pengkolan itu adalah bahasa Sunda yang berarti belokan dalam bahasa Indonesianya. 

Bubur ayam pengkolan di kota Sukabumi
sumber gambar; koleksi pribadi

Ternyata betul seperti apa yang saya dapatkan informasinya di internet. Pembeli di bubur ayam pengkolanKota Sukabumi  ini banyak banget. Antrinya sampai panjang. Belum lagi yang sedang duduk makan bubur, meskipun kursi yang disediakan cukup banyak akan tetapi karena jumlah orangnya banyak jadi tetap saja tidak cukup. Tidak jarang saya memperhatikan beberapa pembeli belum kebagian duduk meskipun buburnya sudah tersedia. Jika sudah begitu maka untuk bisa  makan harus menunggu pembeli lain yang kebetulan sudah duduk dan menikmati bubur beranjak pergi. Sepanjang saya membeli bubur di tempat jualan bubur pinggir jalan baru kali ini harus antri berbaris hehe. 

Jika makan di tempat yang pembelinya banyak memang ada baiknya setelah makan jangan mengobrol panjang apalagi dalam waktu yang lama. Jadi sebaiknya setelah makan langsung pergi saja yaa, untuk menghormati dan memberikan kesempatan kepada pengunjung lain yang belum kebagian kursi. Saya dan suami berbagi tugas saat makan di bubur ayam pengkolan. Suami antri di barisan pemesanan bubur sedangkan saya sendiri mencari dan menandai tempat duduk untuk makan bubur nanti. Jadi saya berdiri saja di samping meja yang akan saya duduki, saya melihat orang yang sedang makan bubur, ah isi buburnya tinggal sedikit lagi jadi gak lama nih nunggu mereka beres makan.

sumbber gambar: koleksi pribadi

Setelah menunggu agak lama, akhirnya datang juga bubur ayam pengkolan yang bikin saya penasaran ini. Ahaa…ternyata memang enak sih. Buburnya tidak encer, kalau dalam bahasa Sunda sih istilahnya kuled alias kental. Bubur kental dengan rasa gurih. Di atas bubur ada daging ayam dengan  potongan rapih, kacang kedelai goreng garing renyah, bawang goreng, kerupuk kuning, kuah bubur, lada dan kecap asin. Komposisinya standar saja sih kalau menurut saya, sama saja dengan bubur-bubur lainnya. Tapi memang topingnya itu gak pelit, ayamnya melimpah banyak begitu pula dengan bahan lainnya bertabur maksimal. Saya seneng banget hehehe. Jika kerupuknya kurang bisa minta lagi.

Sumber gambar: koleksi pribadi

Tambahan menu lainnya ada sate usus, sate ati ampela, pepes usus, kroket yang semuanya bisa menambah porsi bubur jadi dua mangkok hehe. Tapi saya sih sadar porsi cukup setengah porsi saja. Menu pelengkap sajian bubur ini ukurannya besar-besar jadi kalau buat saya ambil satu juga sudah kenyang. Kebetulan pas di Lapang merdeka saya membeli Yogurt, jadi sekalian saja diminum juga. Oh iya, di bubur ayam recomended di kota Sukabumi  ini teh panas gratis yaa dikasih cuma-cuma alias tidak usah bayar. 

Seru juga sambil makan sambil melihat mobil lalu lalang dan orang-orang berbaris rapi mengantri untuk mendapatkan semangkuk bubur. Makan bubur ayam pengkolan pagi-pagi memang menyenangkan. Selalu ada bahagia di setiap momen karena batasan sehat bahagia itu kita yang menentukan. Kamu bagaimana? Apakah sama dengan saya kalau pagi-pagi sukanya makan bubur? Share di komen yaa….😍😍😍😍

0 Shares:
2 comments
  1. Ga selalu sarapan bubur sih. Tp ga nolak kalo ketemu bubur enak buat sarapan. Pas ke sukabumi sebelum puasa, aku makannya di bubur ayam raden mba. rame juga. So far sukaa sih dengan kuliner sukabumi walopun banyak yg ga pedes yaa 😁

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like