Destinasi Wisata Sejarah di Bandung Selatan: Stasiun Radio Malabar

Stasiun Radio Malabar

Saat glamping di Taman Kopi Guntang, saya melihat di peta ternyata dekat sekali dengan destinasi wisata sejarah di Bandung yaitu Stasiun Radio Malabar. Tapi jujur koq saya baru tahu yaa ternyata lokasinya disini. Dekat saja dair lokasi tempat saya glamping. 

Dari tempat glamping yaitu glamping Damar tinggal jalan aja terus menuju glamping paling ujung. Jadi ini arahnya bukan menuju pintu keluar utama yaaa, tapi menuju ke bagian belakang area glamping. Naah, dari sana ada pintu pembatas antara area wisata Taman Kopi Guntang dengan wilayah luar. Setelah melewati pintu itu, saya beserta anak dan suami terus saja mengikuti jalan setapak. Baiklaah, ternyata petualangan selanjutnya tak kalah seru. Mari kita susuri perjalanan menuju Stasiun Radio Malabar ini.

Menyusuri Bukit Belakang

Jadi setelah keluar dari area wisata Taman Kopi Guntang, ternyata ada jalan setapak yang bisa saya lalui. Jalan menuju kesana lumayan lebat semak-semaknya, tapi jalurnya cukup jelas koq. Saya terus saja menyusuri jalan setapak tersebut.

Makin ke sana jalan semakin menanjak saja. Setelah menaiki bebatuan besar, akhirnya sampai di atas. Dan ternyata di sana ada sungai besar. Oh saya baru paham ternyata ini adalah aliran sungai yang bersambung ke sungai yang ada di bagian belakang tenda glamping kami.

Sungainya besar, banyak bebatuannya dan saat itu ramai sekali oleh orang-orang, saya pikir dari mana yaaa mereka ini masuknya. Berarti ada pintu masuk lain nih, begitu pikir saya saat itu. Ternyata benar saja deh.

Stasiun Radio Malabar

Jadi dari pinggiran sungai besar tersebut, masih ada jalan menanjak lagi. Saya menaiki lagi anak tangga untuk menuju tempat yang lebih tinggi lagi. Seusai menaiki tangga, tampaklah warung-warung berjejer. Oalaaah ada warung jajanan niih. Mataap sekali. Saya ditemani suami dan anak bujang singgah di salah satu warung dan menikmati bala-bala panas lengkap dengan secangkir teh panas tawar. Duuh, nikmat sekali bisa jajan di tempat tak terduga begini hahaha, Rasaya happy banget.

Bertemu Dengan Area Bumi Perkemahan

Udah selesai belum perjalanannya? Eits, tunggu dulu ternyata masih belum selesai. Dari jajaran warung-warung ini saya masih harus berjalan menanjak lagi. Setelah berjalan lurus beberapa meter,  saya menyusuri jalan  menanjak mengikuti saran dari ibu warung.

Yaa, daripada kesasar jadi ceritanya saya bertanya kepada bu Warung tentang rute ke Stasiun Radio Malabar. Dan dia menunjukkan jalannya ke tanjakan yang sedang saya lalui ini. Setelah beberapa meter menanjak, saya melihat pemandangan lain. 

Senangnya saya pas di perjalanan bisa jajan, beli gorengan, beli cilok

 

Bumi Perkemahan dekat lokasi Stasiun Radio Malabar

Ternyata di atas ini, ada Bumi perkemahan dan saat itu sedang berlangsung acara camping SMPN 2 CImaung. Lapangan yang luas tersebut, penuuuh dengan tenda-tenda kecil khas buat camping anak-anak sekolahan. Yaaaa, saya kegirangan lagi niiih, karena biasanya di tempat ramai-ramai kaya gini kan suka ada jajanan.wkwkwkwk..dasar yaa, si hobi jajan sih ya begini deh.

Ternyata benar kaaan, dugaan saya di samping lapangan seberang jalan yang saya lewati berjejer banyak tukang jajanan. Bermacam-macam jajanan mulai dari cilok, baso, rujak, dan jajanan lainnya banyaak  berjajar. Tadinya saya mau langsung membeli, tapi kata suami ntar aja kita ke tujuan utama dulu deh. Oh iya,hihihi saya sampai lupa tujuan utama saya adalah mau berkunjung ke Stasiun Radio Malabar bukan mau jajan yaaa hahaha.

Akses Menuju Stasiun Radio Malabar

Baiklah , perjalanan saya lanjutkan kembali. Dari lapangan ini, tinggal belok ke arah kiri kemudian menyeberangi jembatan kecil. Naah , setelah melewati jembatan tersebut saya menghampiri loket pembelian tiket masuk ke lokasi wisata Stasiun Radio Malabar. Tiketnya murah meriah hanya Rp.10.000 per orang. Jadi total saya membayar Rp.30.000 buat 3 orang. Setelah membayar tiket , saya pun segera berjalan ke arah belakang menuju Stasiun Radio Malabar.

Ada Apa Saja di Dalam Lokasi Stasiun Radio Malabar?

Setelah berjalan beberapa saat ke arah belakang dari tempat saya membeli tiket tadi, akhirnya saya memasuki area Stasiun Radio Malabar. Penasaran ada apa saja di destinasi wisata sejarah Stasiun Radio Malabar ini? Yuuk, terus baca artikel saya ini. 😊😊

 

Papan Informasi Stasiun Radio Malabar

Begitu masuk ada sebuah plang di sebelah kanan pintu masuk. Plang tersebut berisi tulisan Stasiun Radio Malabar dan keterangan lengkap tentang sejarah radio Malabar beserta foto-foto Stasiun Radio Malabar saat masih kokoh berdiri.

Plang penjelasan tentang sejarah Stasiun Radio Malabar

 

sumber foto: https://id.pinterest.com/pin/605874956134869639/

 

sumber foto: https://id.pinterest.com/pin/70509550410860265/

Jadi dalam plang tersebut terdapat informasi sejarah stasiun radio legendaris ini. Kurang lebih seperti yang saya tulis di bawah ini  tulisan di papan plang yang ada di stasiun Radio Malabar ini: 

Di tempat ini dulu pernah berdiri sebuah bangunan besar yang merupakan gedung pemancar radioVLF (very low frequency). Pemancar ini digunakan pemerintah Hindia Belanda untuk berkomunikasi ke Belanda. Di Belanda, stasiun radio yang menerimanya berada di sebuah pedesaan di kawasan Sambeek, Belanda, yaitu Kootwijk. Maka pemancarnya disebut juga Radio Kootwijk.

Mulai didirikan tahun 1917 dan diresmikan tahun 1923, pemancar radio Malabar ini memiliki ukuran  yang luar biasa besar bila dibandingkan dengan pemancar radio dewasa ini. Antenanya memiliki panjang 2 Km yang merentang di antara celah Gunung Malabar dan Gunung Haruman. Daya pancarannya adalah 2400 Kw (ketika menggunakan mesin Arc Poulsen) dan 400 Kw (dengan mesinTelefunken). 

Kebutuhan listriknya dipasok dari sebuah pembangkit listrik yang khusus dibuat untuk itu di Pangalengan (sekarang bernama PLTA Lamajan). Jarak komunikasi yang ditempuh ke Belanda adalah sejauh 12000 Km; sebuah jarak yang bahkan lebih jauh dari komunikasi yang pernah dilakukan oleh pelopor komunikasi telegrafi dalam sejarah dunia, Guglielmo Marconi. Untuk itulah cdvandt.org menyebut Radio Malabar sebagai World’s Most Powerful Arc Transmitter Ever (Pemancar Ark Terbesar Sedunia yang Pernah Ada)

Pendiri Radio Malabar ini adalah Dr. Cornelius Johannes de Groot – PK1A (1883 – 1927) yang sekaligus menjadi direktur pertama stasiun pemancar ini. Semasa kepemimpínannya, de Groot melakukan banyak eksperimen bagi kelancaran operasi Radio Malabar; sesuatu yang la sendiri sejak kecil gemar melakukannya dalam bidang amatir radio. Bukan sekedar hobby, la pun menempuh jalur akademis.

Gelar doktornya diperoleh setelah mempertahankan thesis dengan judul “De Invloed van Het Tropisch Klimaat op de Radioverbinding” (The Influence of the Tropical Climate on the Radio Connection). Untuk mengenang jasanya, nama sang pendiri menjadi sebuah nama jalan di Bandung, yaitu Grootweg. Sekarang namanya menjadi Jalan Siliwangi. 

Hancurnya Radio Malabar diawali dengan berita akan masuknya tentara Jepang ke Bandung tahun 1942. Karena khawatir pemancar tersebut akan digunakan untuk kampanye oleh pihak Jepang, beberapa pegawai menghancurkan sendiri beberapa peralatan penting, sehingga Radio Malabar sama sekali tidak bisa beroperasi. Tahun 1945, beberapa mesin dipindahkan ke stasiun pemancar lain yang ada di Dayeuhkolot. Tahun 1946, Radio Malabar dihancurkan total oleh pejuang Indonesia menggunakan dinamit. 

Peristiwa ini merupakan salah satu yang ada dalam rangkaian sejarah Bandung Lautan api. Peristiwa boleh berlalu, tapi sejarah hendaknya kita kenang selalu. Di tempat anda berpijak ini, pernah berdiri salah satu tonggak dalam linimasa perkembangan komunikasi nirkabel dunia

Nah, seperti itulah tulisan yang ada di plang tersebut. Plang sejarah Stasiun Radio Malabar tersebut tersedia dalam 2 bahasa. Tulisan sebelah kiri berbahasa Indonesia dan tulisan di sebelah kanan berbahasa Inggris. Pada bagian bawah setelah tulisan terpampang foto-foto saat Stasiun Radio Malabar masih kokoh berdiri dan beroperasi normal.

Sisa Reruntuhan Bangunan 

Pemandangan ini nih yang membuat saya merinding karena terkagum-kagum pada perjuangan  tentara Indonesia saat melawan penjajahan dulu. Terbayang saat-saat para pejuang ini menghancurkan seluruh bagunan Stasiun Radio Malabar ini sehingga jadi rata dengan tanah. 

Stasiun Radio Malabar
Stasiun Radio Malabar dilihat dari atas. sumber foto: https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/10/30/c2326347-2a58-4268-b2c8-5f28d04f03ab.jpeg?w=700&q=90

Yang tersisa saat ini dari bangunan megah di masa lalu hanya puing-puing bangunan yang sudah menyatu dengan pepohonan di sekelilingnya. Dari bangunan kokoh dan megah menjadi sisa reruntuhan yang hanya menyisakan sedikit tembok bangunan saja.

Stasiun Radio Malabar
Suasana di lokasi Stasiun Radio Malabar

 

Stasiun Radio Malabar
Reruntuhan sisa bangunan Stasiun Radio Malabar

Mengunjungi tempat bersejarah jadi makin ingin tahu sejarah stasiun Malabar ini. Tapi saya rasa informasi yang ada di papan plang yang ada di bagian depan sudah cukup lengkap. Namun, jika ingin mengetahui lebih banyak, di internet banyak sekali sumber-sumber informasi yang membahas keberadaan stasiun Radio Malabar ini. 

Saya menelusuri sisi-sisi bekas bangunan stasiun radio ini, masuk juga ke bekas kolam cinta yang sudah tidak menjadi kolam lagi. Tapi bisa banget tuh berfoto di kedua ujung kolam cinta ini. 

Pemandangan Indah

Sekeliling kawasan bekas area Stasiun Radio Malabar ini adalah hamparan lapangan luas dengan rumput hijau menghampar. Dengan latar belakang Gunung Puntang yang merupakan bagian dari deretan pegunungan Malabar semakin membuat indah pemandangan. Sinar matahari  menyembul dari balik bukit dan menerobos masuk ke lapangan yang luas. Bekas reruntuhan bangunan stasiun radio disinari oleh mentari pagi menghasilkan siluet yang bagus banget. 

Stasiun Radio Malabar
Pemandangan indah jadi bikin betah deh

Kalau kata saya sih tempat ini cocok lho buat foto-foto pre weeding. Jadi pengen deh foto disini, gpp kan pre wedding yang telat hehe…telatnya 23 tahun gpp kaan wkwkwk. Tapi asli deh, berfoto disini tuh bagus banget. 

Area Berkemah di dekat lokasi Stasiun Radio Malabar

Sebelum memasuki area stasiun radio bersejarah di Bandung Selatan ini kamu bakalan melewati sebuah tempat yang berfungsi sebagai Bumi perkemahan. Saat saya melewati Bumi Perkemahan ini, ada yang sedang berkemping lho. 

Area bumi perkemahan dekat Stasiun Radio Malabar

Anak-anak SMPN 2 Cimaung sedang mengadakan perkemahan disini. Sepertinya ini adalah acara sekolah karena saya melihat ada bapak dan ibu guru yang mendampingi anak-anak ini. Daan, ini niih yang saya suka ada banyak yang jualan jajanan hehe…saya beli cilok, bilor dan kerupuk yang dikasih bumbu kacang pedas. Aduuh enak banget setelah semalam kedinginan di tenda glamping hehehe. Serasa menemukan harta karun bisa jajan disini. 

Bersantai di Cafe BERG Puntang

Naah, jadi di sekitar Stasiun Radio Malabar ini ada cafe namanya Berg Puntang. Saya sebelum memasuki area destinasi wisata sejarah Stasiun Radio Malabar , terlebih dahulu membeli tiket masuk di depan cafe ini. Saya saat itu tidak masuk ke cafenya karena mau langsung menuju tujuan utama.

Pemandangan langsung menghadap Stasiun Radio Malabar dari cafe Bergpuntang. sumber foto: https://www.instagram.com/bergpuntang/

Tempat pengunjung cafe duduk dan menikmati minuman dan makanan itu letaknya persis di sebelah lokasi Stasiun Radio Malabar. Tepatnya di sisi bukit sebelah kanan dari pintu masuk. Kalau saya duduk di kursi-kursi cafe tersebut sepertinya enak banget, karena bisa langsung melihat pemandangan Stasiun Radio Malabar dari atas. Saya pun membuka instagramnya dan memang enak banget posisinya karena mendapatkan spot pemandangan kereen. 

Kesan Yang Tak Mudah Terlupakan

Berkunjung kesini, sebenarnya sambil menyelam minum air sih. Jadi saat saya glamping saya explore daerah sekitarnya. Saya cari tempat mana lagi niiih yang bisa saya kunjungi sekalian gitu. Akhirnya saya menemukan destinasi wisata sejarah Stasiun Radio Malabar. Memang tempatnya tidak seperti tempat wisata pada umumnya yaa karena ini adalah destinasi wisata sejarah dan yang diperlihatkan adalah bekas bangunan yang sudah hancur . 

Tapi saya sebagai pecinta destinasi wisata sejarah, sangat menikmati perjalanan kesini. Dan ada cafe juga jadi kalau kamu kesini bisa sambil ngopi-ngopi yaa di cafe BERGpuntang. Berkunjung ke tempat bersejarah ini, membuka mata saya bahwa di zaman dulu sudah ada sebuah stasiun yang cukup canggih pada masanya. Dan lebih hebat lagi tentara Indonesia berhasil menghancurkannya. Sungguh sebuah kisah heroik luar biasa bagi saya. Jadi kalau kamu sedang melintasi daerah Bandung Selatan, mampir deh ke destinasi sejarah ini. 

0 Shares:
29 comments
  1. Hmm… aku fokus sama makanan yang ada gorengan haha
    Ouh bangunannya sudah tidak ada ya
    Padahal ya bagus kalau dipertahankan
    Cuma memang pertimbangan pasti ada dan sekarang jadi sejarah

    1. Sayang ya fasilitas sebagian ini dihancurkan semena-mena oleh Jepang padahal kalau masih ada bersejarah banget.. pemandangan sekitar stasiun radio luar biasa indah dan digunakan untuk bumi perkemahan ya. m

  2. Lumayan lengkap ya mba lokasinya brarti…ada area glamping, bisa tracking juga,,,ada area bumi perkemahan dan pastinya wisata sejarah stasiun radio malabar…
    Aku sendiri baru pertama ini dengan tentang stasiun radio malabar dan ternyata merupakan salah satu stasiun radio terbesar saat itu,,,melihat bangunannya yang besar dan megah namun sekarang sudah hilang hanya puing2 yang tersisa gak bisa bayangin sie bagaimana perjuangannya saat itu,,,

  3. Ini keren Dewi Mbak Heni. Paket liburan menyenangkan tak terduga. Jadi habis Glamping, bisa eksplor stasiun Radio Malabar.
    Jadi saya awalnya hanya tahu Malabar dari nama Kereta. Dan saya tahu infonya apa ke Bandung naik Bandros.
    Dan ternyata rute ke sana dari tempat glamping menyenangkan ya, Mbak. Ada Bumi Perkemahan juga. Sayang bangunannya dihancurkan ya. Padahal kalau seandainya masih ada, pasti sudah jadi cagar budaya dan bagian dari sejarah

  4. Ouh ya ya, kyknya pernah mbak dengar tentang stasiun radio Malabar ini di buku sejarah apa ya…
    Sayang sekali yaaa bangunannya hancur gitu, ikut jadi lalapan api yaa, padahal seandainya gak dibakar kebayang gimana indahnya gedung itu apalagi ada kolam cakep di depannya.
    Mana lokasinya keknya di perbukitan gitu. Sayang juga gak ada bangunan replikanya ya, mungkin krn bener2 kbakar habis.
    Ternyata mau ke situs itu kudu nglewatin sungai dan bumi perkemahan dulu ya hehe. Tapi lumayan juga sih ya banyak tukang jajanan, jadi kalau pegel jajan ngaso jajan dulu minimal cilok lha ya sebungkus =))

  5. Sayang banget harus diruntuhkan, tapi ya gimana demi keamanan. Padahal kalau dilihat dari foto jadulnya bangunannya keren banget, serasa di Eropa gitu. Dulunya pasti gagah banget itu! Nggak nyangka ada sejarah radiio di salah satu wilayah Bandung. Sepertinya daerah situ yang belum kudatangi. Pengen juga mengenang sejarah stasiun radio malabar sambil piknik tipis-tipis di alam.

  6. Ini sih wisata sejarah yang bikin happy, karena double combo manfaatnya. Udah bakalan dapat tentang pengetahuan sejarah tentang kiprah Radio Malabar, terus kulineran pula dan plusnya pemandangan di sekitarnya yaitu Gunung Puntang yang membuat hati lebih nyaman.

  7. Wah saya baru tahu ada wisata seperti ini di Bandung Selatan. Cuma sekitar 20 km dari rumah saya. Menarik sekali. Suasananya adem. Cocok buat relaksasi.

    Ngomong-ngomong saya syok bangunan seindah itu tidak dijadikan cagar budaya. Seandainya masih ada pasti indah sekali.

  8. Sebenernya sayang juga dihancurkan yaaa. Tapi paham kok, ini Krn radio itu memang digunakan oleh Belanda, jadi bukan miliknya orang Indonesia. Wajar kalo akhirnya para pejuang menghancurkan radionya.

    Aku sukaaa mba wisata sejarah begini. Dan walau sudah hancur, tapi at least daerah sekitarnya masih bagus, ada cafe dan ada penjelasan sejarah. Menarik sih 👍👍

  9. Baru tahu kalau Stasiun Radio Malabar ini dulunya adalah pemancar VLF super besar yang dipakai buat komunikasi ke Belanda. Sayang banget sekarang tinggal reruntuhan ya, tapi justru reruntuhan bersejarah yang terletak di antara Gunung Malabar dan Haruman itu bikin tempatnya jadi aesthetic dan penuh cerita. Apalagi tiket masuknya cuma Rp10.000, worth it banget buat pecinta sejarah sambil healing di sana.

  10. Pernah ke puntang tapi cuman ke benteng berg ajah katna emang jauh-jauh kesana niatnya buat ngopi aja hahaha
    Kudu balik lagi karna aku menemukan alasannya yaitu belom ke radio malabar hihi

  11. Yaampun, awalnya begitu baca “Stasiun radio Malabar” nya aku pikir bangunannya masih ada dan bisa masuk ke dalam serta melihat-lihat alat yang ada (walaupun sudah gak berfungsi sih ya). Jadi aku pikir ini kayak semacam museum tempat mengenang alat dan fungsi bangunannya. Wealah pas ngeliat bentuknya dari atas, ternyata lebih kayak situs bersejarah yaa dengan nama stasiun radio. Beneran gak mengira kalau bentuknya kayak giniii. Pantes aja jalanannya juga masih melewati jalan setapak dan menyatu dengan alam gini.

    Tapi seru sih perjalanan menuju stasiun radio Malabarnya mbak, bisa jajan gorengan, juga ngeliat anak-anak yang lagi pada camping, ihihi. Apalagi bisa menikmati pemandangan yang masyaAllah juga. Seru yaa jadinyaa 😀

  12. Perjalanan yang lengkap banget mba. Bukan hanya menikmati momen glamping saja, melainkan bisa mampir ke area bersejarah hingga nongki di cafe dengan view yang cakep banget.

    Setuju, kalau berkunjung ke area bersejarah rasanya tuh beneran seneng banget. Bisa sejenak melipir dan berasa di tarik ke masa lalu, ngulik kejadian lampau dan membayangkan ada di sana. Jujurly aku tertarik buat menyambangi tempat yang satu ini 🤩

  13. Aku taunya si Stasiun Radio Malabar ini dari tiktok, teh..
    Jadi pernah bahas efek penjajahan Belanda dan Jepang. Jadi, peninggalan apa yang kita dapatkan pasca penjajahan?
    Dan terbukti, penjajahan itu memang menyakitkan, tapii ada sedikit tapinya niih.. bisa membawa Indonesia pada sebuah kemajuan teknologi. Ini pas dijajah Belanda yaa.. Jadi kebayang pas dijajah Jepang, kek kita cuma dapet “sakit sakit”nya doaank..

  14. Saya yang orang Bandung pun belum pernah mengunjungi tempat ini Mba. Ternyata Stasiun Radio Malabar ini sudah ada sejak zaman Belanda ya. Berkunjung ke sini sekalian belajar wisata alam dan sejarah juga. Saya tahunya kalau di Gn Puntang memang area kemping, ternyata ada stasiun radio Malabar.

  15. Peninggalan kejayaan radio Malabar masih tampak ya mbak. Ikutan bangga lho Indonesia sudah memiliki radio yang jahat di masanya
    Sekali dayung dia tiga pulau terlampaui nih, glamping sekaligus wisata sejarah

  16. Awalnya bingung stasiun radio kok tinggi amat, bahkan melewati bumi perkemahan. Ternyataa ini sudah lawas dan tidak digunakan lagi. Tapi hebat juga ya, siarannya bisa ditangkap sampai ke Belanda. Ketika belum ada internet maka pakai gelombang radio aja untuk komunikasi.

  17. mengunjungi area yang zaman dulu termasuk berjasa buat negara dan warga sekitar seperti radio ini, rasanya kita kayak dibawa “flashback” ke zaman itu. Terus melihat reruntuhan bangunannya jadi ngebayangin lagi ke zaman dulu, kalau dulu bangunan stasiun radio Malabar ini wah banget. Hiks, sayang harus dihancurkan ya
    aku kalau melihat bangunan lama masih berdiri kokoh seperti radio lawas misalnya, suka dibuat kagum akan keberadaannya, karena radio bisa dibilang hiburan yang terjangkau

  18. Seru banget bisa berkunjung ke Stasiun Radio Malabar yang bukan cuma bersejarah, tapi juga punya vibes alam yang keren banget. Cocok banget buat healing sambil belajar sejarah!

  19. Daku belum pernah ke sini Mbaaa.. ahahaha.. padahal udah di Bandung dari 2002. Tapi masih aja banyak seluk beluk sejarahnya yang belum terjamah. Mungkin boleh banget jadi tujuan wisata selanjutnya nih, tapi sepertinya butuh fisik yang cukup fit juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like