Saat saya berkunjung ke Sumatera Barat tepatnya ke kota Padang, tak afdol donk kalau gak jalan-jalan. Saat waktu jeda tugas di sore hari, saya manfaatkan untuk berkeliling kota Padang. Abang uda Grab membawa saya ke Masjid Raya Sumbar. Kebetulan banget lokasinya tidak begitu jauh dari hotel tempat saya menginap di Grand Basko Padang. Oke deh cuzzz jadilah saya menjelajah Masjid Raya Sumbar yang famous dan bangunannya indah niaan.
Saya mulai dari depan masjid , disana ada taman yang indah. Kemudian saya berjalan menuju masjid. Ada tangga berwarna putih yang harus saya naiki agar bisa memasuki area pelataran masjid. Subhanallah makin dekat makin terlihat indah sekali. Jadi di artikel kali ini saya mau cerita tentang Masjid Raya Sumbar yaa….
Lokasi Masjid Raya Sumbar
Masjid Raya Sumbar atau nama panjangnya adalah Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi terletak di pusat kota Padang, yaitu di Jalan Chatib Sulaiman Arai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara Kota Padang Sumatera Barat. Letaknya strategis dekat kemana-mana karena memang ada di pusat kota.
Sejarah Pembangunan
Peletakan batu pertama yang menandai mulai dibangunnya masjid adalah tahun 2007 oleh Gubernur Gamawan Fauzi. Masjid Raya Sumbar diresmikan pada tahun 2014 oleh Gubernur Sumbar saat itu yaitu Irwan Prayitno. Masa pengerjaan masjid tergolong lama karena menghabiskan beberapa waktu tahap pembangunan. Masa pembangunan mulai dari tahun 2007 hingga 2017 saat diresmikan penggunaannya. Cukup lama juga yaa, iya cukup lama karena hanya mengandalkan dana APBD dalam pembangunannya. Total dana yang dihabiskan untuk membangun masjid ini cukup besar juga yaitu 500 miliar.
Arsitektur dan Desain Masjid Raya Sumbar
Masjid Raya Sumbar ini didesain oleh Rizal Muslimin, seorang arsitek yang berasal dari kantor arsitektur ternama asal Bandung milik Ridwan Kamil yaitu Urbane Indonesia. Desain masjid karya Rizal Muslimin ini berhasil memenangkan kompetisi Internasional ketiga Abdullah Al Fozan Award. Pemberi reward adalah organisasi non profit dengan kegiatan utamanya yaitu fokus pada karya arsitektur bangunan masjid yang ada di seluruh dunia.
Saat pertama kali melihat Masjid Raya Sumbar ini saya takjub soalnya bagus banget ya Allah. Dengan bentuk bangunan unik berbeda dengan masjid pada umumnya. Masjid kebanggaan warga Sumbar ini tidak memiliki kubah. Atap masjidnya berupa atau khas MInangkabau. Persis seperti atap rumah gadang. Jadi, bagian atap memiliki desain rumah gadang dengan empat titik gonjong lancip.

Ada makna tersendiri di balik desain empat titik rumah gonjong itu, empat titik ini terinspirasi dari kisah di zaman Rasulullah manakala sahabatnya berselisih tentang siapa yang akan mengangkat batu hajar Aswad diletakkan ke tempatnya. Seperti dikisahkan dalam sirah nabawiyyah akhirnya sahabat rasul semua memegang setiap ujung kain tersebut.
Baca juga: Wisata Kuliner Padang : Sajian Makanan Luar Biasa
Seperti dikutip dari website resmi sumbarprov.go.id masjid ini memiliki tiga simbol kehidupan yaitu mata air, bulan dan sabit. Bangunan masjid merupakan perpaduan aspek tradisi budaya minang dan tradisi budaya islam. Bagi masyarakat minang tradisi dan agama adalah dua hal yang seiring sejalan sesuai dengan sebuah falsafah adat minangkabau yang berbunyi “Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah
Bangunan masjid sudah dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki ketahanan terhadap gempa hingga 10 SR. padang ini kota yang terletak persis pinggir pantai. Dari hotel tempat saya menginap dapat melihat pantai secara langsung. Jadi wajar, jika pembangunan masjid ini dilengkapi dengan teknologi tahan gempa. Masjid Raya Sumbar memiliki shelter lokasi evakuasi untuk mengantisipasi terjadi tsunami.
Masjid Raya Sumbar memiliki 3 lantai,masing-masing lantai 1 diperuntukkan sebagai tempat wudhu, kemudian lantai 2 adalah lantai utama masjid serta lantai 3 adalah lantai tambahan jika lantai 2 sudah penuh jamaahnya. Masjid memiliki daya tampung 20.000 jamaah. Luas masjid sendiri adalah 40.000 meter persegi dengan luas bangunan utama 18.000 meter persegi. Dengan perbandingan jumlah luas bangunan dan luas lahan keseluruhan maka Masjid Raya Sumbar ini memiliki halaman luas. Saya menaiki tangga melingkar dari lantai 2 untuk naik ke lantai 3. Dari lantai 3 ini bagus sekali melihat area utama masjid di lantai 2.
Pintu masuk masjid menyerupai desain pintu masjid nabawi, di bagian dalam bangunan lantai utama masjid tidak terdapat tiang jadi sangat leluasa bagi pengunjung saat shalat tidak terhalang tiang-tiang masjid. Lantai masjid beralas karpet motif berwarna merah, saya melihat dari lantai 2 masjid sungguh indah. Terlihat jelas bagian mihrab dengan bentuk model menyerupai batu hajar aswad. Area mihrab ini berwarna dominasi putih. Seperti masjid pada umumnya di Masjid Raya Sumbar ini pun bertabur hiasan kaligrafi dan Asmaul Husna.
Saya berjalan-jalan di samping masjid dan dinding bagian luar masjid masya Allah indah sekali, begitu megah dan tinggi menjulang bagian sisi masjid. Dengan motif minangkabau khas Sumatera Barat berpadu dengan kaligrafi. Pada bagian bawahnya tiang-tiang berbaris tapi membentuk deretan yang estetik. Saya sempatkan berfoto di dinding masjid nan megah ini.
Di seberang pelataran masjid tempat saya berdiri terlihat menara indah dengan desain meruncing ke atas. Menara ini memiliki tinggi 85 meter dan merupakan salah satu destinasi wisata di kawasan Masjid Raya Sumbar ini. Di bagian dalam menara ada lift yang bisa digunakan untuk naik ke bagian atas. Namun, dari 85 meter ini, yang bisa dinaiki hanya sampai ketinggian 44 meter saja.
Di bagian depan masjid juga tidak kalah nyamannya karena ada taman dan teras luas pas banget buat dipakai foto-foto dengan latar belakang masjid. Taman hijau dan pohon palem tumbuh di depan area pelataran masjid. Depan disini bukan teras masjid yaa, tapi agak jauh ke depannya lagi tapi masih di lingkungan masjid. Dari tangga utama berjalan lurus ke depan lagi.
Kesan Berkunjung
Masjid Raya Sumbar menjadi salah satu masjid paling berkesan dari sekian banyak masjid yang saya kunjungi di Tanah air. Selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tentu saja yang saya kunjungi tahun 2017 lalu saat melaksanakan umroh. Masjid dengan desain arsitektur indah berpadu dengan budaya Minangkabau. Puas sekali jalan-jalan sore di Masjid ini, tidak terasa sudah menjelang magrib saja, saya pun harus kembali ke hotel. Semoga syaa bisa kembali lagi ke tanah Sumatera Barat suatu saat nanti. Oh iya saya sempat ambil video pendek juga nih pas berkunjung kesini.
Referensi bahan bacaan artikel:
https://mediadakwah.id/masjid-raya-sumatera-barat-menangkan-desain-arsitektur-masjid-terbaik-di-dunia/
https://masjidraya.sumbarprov.go.id/